-->

Berani Minta Maaf dan Mengakui Kesalahan Itu Baik




Setiap hubungan pasti mengalami sebuah masalah, entah dengan teman, rekan kerja, keluarga, pasangan bahkan orang tua sekalipun. Layaknya laut, kadang tenang, kadang bergelombang bahkan bisa memungkinkan terjadi gelombang yang sangat dahsyat, sampai melenyapkan banyak kehidupan dan harapan.

Perjalanan di kehidupan ini tidak semulus aspal, bahkan aspal saja ada beberapa tempat yang terdapat lubang. Ketika kita telusuri, banyak rintangan yang dihadapi; misal bertemu lampu merah yang menyebabkan kemacetan, naik-turun, berbelok atau bisa jadi kita harus putar arah, ada pula menemukan jalan buntu karena salah jalan.


Kali ini saya akan membahas tentang kata 'MAAF'! Tidak memojokkan atau dipojokkan, karena melihat dengan mata telanjang terkadang tak bisa dipastikan kebenarannya. Tapi melihat dengan mata hati dan analisa yang kuat, sering tepat. Setiap orang ada salah, memang. Sekecil apa pun itu, ada saja kesalahan yang (mungkin) terjadi. Untuk sebuah kesalahan, bukan soal siapa yang salah atau benar. Selagi permohonan maaf itu tulus dan bisa dipertanggungjawabkan, kesempatan bisa diberikan. Bukan pula tentang siapa yang lebih bersalah, ini tentang siapa yang mau minta maaf lebih dulu, tentu yang berani mengakui kesalahan.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :
“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.” (QS. Al-A’raf :199)

Tentu saja maaf memaafkan sangat dianjurkan di dalam Islam. Sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta'ala dalam beberapa surat di dalam Al-Qur’an, seperti kutipan di atas; QS. Al-A’raf ayat 199, kemudian dapat pula dijumpai dalam QS. An-Nur ayat 22 maupun QS. Ali Imran ayat 134.

Anjuran ini pun disabdakan oleh Rasulullah salallahu 'alahi wasallam dalam beberapa hadits yang diriwayatkan oleh para perawi sahih.

Rasulullah bersabda :
“Siapa yang merasa pernah berbuat aniaya kepada saudaranya, baik berupa kehormatan badan atau harta atau lain-lainnya, hendaknya segera meminta halal (maaf) nya sekarang juga, sebelum datang suatu hari yang tiada harta dan dinar atau dirham, jika ia punya amal shalih, maka akan diambil menurut penganiayannya, dan jika tidak mempunyai hasanat (kebaikan), maka diambilkan dari kejahatan orang yang dia aniaya untuk ditanggungkan kepadanya.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah ra)

Di dalam riwayat lainnya, Rasulullah bersabda :
“Tidaklah Allah memberi tambahan kepada seseorang hamba yang suka memberi maaf melainkan kemuliaan.” (HR. Muslim)

“Tidak halal bagi seorang mukmin untuk tak bersapaan dgn saudaranya (sesama muslim) lebih dari tiga hari.” (HR. Muslim)

0 Response to "Berani Minta Maaf dan Mengakui Kesalahan Itu Baik"

Posting Komentar