-->

Kilas Balik Cerita Bersama Adik-Adik di Yayasan Nurul Islam dan Kakak-Kakak Adadaya


Dok. Adadaya Lamsel 




Naluri mencintai dunia anak-anak adalah dari sejak dulu, jauh sebelum mengenal sosok lelaki yang saat ini saya cintai. Banyak (r)asa yang ada ketika bersama mereka. Dari mereka, saya belajar banyak hal terutama tentang kreatifitas dan mengamalkan ilmu semut (saling bahu-membahu).

Beberapa tahun lalu, ketika kaki menginjakkan kediaman Panti Nurul Islam, saya merasa sudah dekat dengan mereka. Tak pernah merasa asing, sebab selalu mendapat sambutan hangat dari anak-anak di sana.


Awal mula mengenal mereka, ketika diminta menjadi juri dalam perlombaan yang diadakan saat "Launching Saung Ilmu". Rasa kagum terus menyelimuti. Begitu damai dalam dekap kebersamaan kala itu. Tidak ada pembeda antara kami, karena saling merangkul layaknya memiliki satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh terluka atau merasa sakit, maka anggota tubuh yang lain pun ikut merasakan sakitnya.

Dan ketika diminta menjadi guru pembimbing dalam kepenulisan usai acara tersebut pada hari yang telah disepakati bersama, seakan berada dalam potret kala saya masih menjadi murid. Meski ilmu masih sedikit, ada saja yang menganggap saya pantas untuk membimbing mereka. Bukan hanya di dunia kepenulisan, tapi banyak yang mempercayakan saya sebagai teman curhat, sekalipun menceritakan tentang hal-hal yang bersifat pribadi.

Jika saya terlahir menjadi orang yang suka mengumbar aib orang lain, mungkin saja banyak aib yang saya sebarkan untuk menghancurkan seseorang. Tapi itu tidak dilakukan, sebab saya pun pasti memiliki aib (kesalahan) yang Allah saja selalu menutupinya. Begitu sayangnya Dia, sampai tanpa disadari atau memang sadar, Allah selalu menuntun jalan kebenaran melalui tanda-tanda yang ada di depan mata, meski kadang mata tertutup oleh nikmat dunia.

Yah, kembali lagi pada kilas balik pertemuan dengan anak-anak di Panti Nurul Islam, meski pertemuan singkat, tapi melukiskan banyak cerita. Kesabaran pun diuji kala mendapati anak yang (maaf) kerja otaknya sedikit lamban, bukan karena ia kurang pintar, tapi karena belum terbiasa.

Semua kisah yang terjadi dalam hidup ini, kelak akan menjadi dongeng untuk generasi penerusku, baik yang terlahir dari rahim sendiri maupun anak didik yang akan atau sedang kudidik. InsyaAllah, jika usia yang sudah menginjak 25 tahun 3 bulan 13 hari ini masih diberi kesempatan untuk berbagi ilmu dan tentu masih menghirup udara di dunia ini.

"Cintai apa yang saat ini kamu jalani, maka semua akan terasa indah. Sebab, kebahagiaan datang pada diri sendiri." 
Princess Meymey (IDM)

0 Response to "Kilas Balik Cerita Bersama Adik-Adik di Yayasan Nurul Islam dan Kakak-Kakak Adadaya"

Posting Komentar