Resensi Pada Suatu Hari yang Biasa (Web Series)
Kamis, 13 Februari 2020
Add Comment
Title : Pada Suatu Hari yang Biasa
Producer : Diantika P
Director : Khansa Mareta
Director of Photography : Narasena
Tahun : 2019
Pemain : Dilla Hartoni, Luthfi Aulia, Agnes Naomi, Jourdy Pranata
Prolog pada film ini, cukup baik. Diawali dengan perkenalan dan sebuah quote menarik, "Pekerjaan apa yang menyenangkan selain hobi yang dibayar."
Gita adalah seorang photographer salah satu di perusahaan agensi di Jakarta. Dia selalu pergi ke kantor dengan menggunakan sepeda, selalu bawa tas besar yang juga berisi baju salinnya karena mandi di kantor. Dibantu dengan Rio, Gita bisa menyelesaikan tugasnya tepat waktu. Tapi Rio di sini orang yang cukup profesional dalam kerja, tidak pernah mencampur-adukkan masalah pribadi dengan kerjaan.
Akting Dilla sebagai Gita di sini natural banget. Seakan memang sedang menjalani aktivitas sehari-hari di dunia nyata. Ditambah, tokoh Lala yang centil, suka ngomporin, dan banyak drama—membuat alurnya tambah hidup.
Memang sih, konfliknya menurutku terlalu biasa, tapi aku suka dengan ceritanya. Hmm! Alur dalam film ini pernah kualami. Di saat hati sudah mantap dengan seorang yang kuanggap pantas jadi suamiku, tapi tiba-tiba masa lalu justru hadir kembali. Entah apa tujuannya datang lagi, sampai akhirnya dia menikah dan kini sudah memiliki seorang anak.
Oke, kembali lagi pada topik pembahasan.
Twist ending-nya tapi 'nggak enak banget! Digantung bak jemuran. Haha! Semoga ada sesion dua. Soalnya nanggung banget ceritanya.
Btw, quotenya jurusan komputer banget, dah!
"Jika aku diibaratkan laptop, maka kamulah harddisk internalku dan dia adalah harddisk eksternalnya. Tapi lama kelamaan, dia pun ikut masuk ke internalku, hingga membuat bingung mau hapus salah satu atau keduanya." [Gita]
0 Response to "Resensi Pada Suatu Hari yang Biasa (Web Series)"
Posting Komentar