-->

Resensi Film Bidadari Mencari Sayap


Judul : Bidadari Mencari Sayap
Sutradara : Aria Kusumadewa
Produser : Asad Amar
Skenario : Aria Kusumadewa
Pemeran : Rizki Hanggono (Reza), Leony Vitria Hartanti (Angela Tan), Nano Riantiarno (Babah), Irwan Chandra (Fery), Djenar Maesa Ayu (Andrea), Jenny Zhang (Lina Tan), Deddy Mizwar (Johan), Shania Sree Maharani (Soraya), J.E. Sebastian (Lae Boro), Fransiskus Michael (Razak), Kunun Nugroho (Hidayat)
Musik : Tya Subiakto Satrio
Sinematografi : Yatski Hidayat A.
Penyunting : To Chang, Zulfadhli Taufiq
Perusahaan produksi : Citra Sinema, MD Pictures
Distributor : Disney+ Hotstar
Tanggal rilis : 2 Oktober 2020
Durasi : 89 menit
Negara : Indonesia
Bahasa : Indonesia

SINOPSIS

Angela Tan adalah seorang wanita berdarah Tionghoa yang menikah dengan Reza (seorang Muslim keuturunan Arab). Mereka pertama kali bertemu di kampus secara tidak sengaja; tabrakan ketika berpapasan. Budaya khas Tionghoa seperti pesta barongsai, makanan yang tidak boleh dimakan oleh penganut agama Islam, dan sikap orang tua Reza yang membuatnya merasa didikte bahkan direndahkan, serta Angela tidak suka budaya Islam yang terasa konservatif. Hal ini terkadang membuat mereka beradu argumen yang memicu pertengkaran-pertengkaran hebat, tapi sebenarnya masih saling menyayangi. Demi menjalin hubungan tanpanya ada pembatasan etnis, Angela menjadi mualaf, tapi tidak merasa cocok dengan budayanya, apalagi obsesi keluarganya dengan hijab dan kecantikan. Angela tidak mau mengenakan hijab, apalagi karena alasan Reza bahwa hijab bisa menutupi alergi kulit kepalanya; Angela tidak ingin mengenakan hijab yang bukan karena keinginannya sendiri. Namun ketika Reza tidak ada, ia mencoba melakukan salat.

Suatu hari, Reza dipecat dari pekerjaannya di perusahaan media dan diam-diam menjadi pengemudi layanan daring. Ketika Angela tahu soal karier suaminya, dia memutuskan untuk bekerja di tempat judi online kakak iparnya yang bertopengkan sebuah teater. Di tengah pekerjaannya, Reza bertemu Soraya yang tinggal di sebelah kontrakannya; sikap dan cara perempuan dengan kepala plontos seakan memiliki perasaan pada Reza.

Hubungan Reza dan Angela semakin membingungkan. Ditambah saat mendengar pekerjaan Angela, Reza yang sensitif menganggap Angela merendahkan dia. Reza tidak terima istrinya menghasilkan uang haram untuk memenuhi kebutuhan mereka. Reza menggangap semua barang-barang Angela yang dibeli dari hasil kerjanya itu adalah barang haram seperti laptop dan PS anak mereka, bahkan Reza tidak segan-segan menghancurkannya.

Reza pergi menemui dan mengadu pada abinya (ayah). Sang ayah yang sangat bijak, memberinya nasihat bahwa inti dari permasalahan mereka adalah tidak mampu menghargai perbedaan dan seharusnya mereka bisa lebih menghargai perbedaan serta menghormati sesama agar cinta semakin tumbuh. Karena merasa bersalah, Reza membeli barang-barang yang dirusak kala bertengkar dengan sang istri. Dia pun meminta maaf kepada ayah Angela. Di sebuah pesta Tionghoa, Reza mengambil sebuah payung khas Tionghoa dan diberikan kepada Angela, lalu membuang hijab yang dikenakannya.

ULASAN

Ini film ke sekian kalinya aku tonton soal pernikahan dengan perbedaan etnis dan agama, juga pendapat. Seakan mengulang kisah-kisah pada film lainnya. Namun, setiap cerita yang dikemas oleh penulis dan pengarahan sutradara film pasti memiliki keunikan tersendiri di balik kisah yang disajikan. Film Bidadari Mencari Sayap ini mengajarkan kita tentang bagaimana menghormati dan menerima perbedaan, sabar dalam menyikapi sifat pasangan, bijak dalam menyikapi permasalahan yang terjadi, serta keluarga yang jangan terlalu ikut campur dengan permasalahan rumah tangga. Film drama keluarga ini memiliki alur kisah linear yang memiliki susunan peristiwa berdasarkan kronologis kejadiannya.

Tokoh Reza yang merasa terintimidasi oleh keluarga Angela menjadikan dirinya pemarah dan merasa paling benar tanpa peduli bagaimana perasaan istrinya, mengajarkan kepada laki-laki agar bisa mengendalikan amarah. Film ini pun sukses dengan chemistry yang diperankan Leony (Angela) membuat aktingnya seakan nyata; sebagai istri dia mencoba mengerti dan memahami perasaan suaminya, selain itu dia pun mencoba memberikan pengertian pada keluarga agar lebih menghormati posisi Reza sebagai kepala keluarga dalam rumah tangganya.

KESIMPULAN

Laki-laki yang bisa mengendalikan emosinya itu lebih baik daripada selalu merasa paling benar sendiri. Perempuan itu ibarat jantung dalam rumah tangga, sekali saja dirusak, maka kondisi rumah akan terasa sesak bahkan mati. Ketika menonton film ini, ada rasa sesak di dada, kebawa perasaan saja. Filmnya berhasil memainkan emosiku, ada rasa marah, buatku nangis, kesel, terharu; campur aduklah macam gado-gado. Film ini rekomen banget untuk kalian yang mau berumah tangga atau sudah berumah tangga agar bisa mengatasi permasalahan dalam hubungan dengan bijak. Silakan tonton filmnya di Disney+ Hotstar. Unduh aplikasinya di playstore. Selamat menonton dan mengambil hikmah dari film Bidadari Mencari Sayap.

Lampung, 22 Januari 2021
Peresensi: Irma Dewi Meilinda

0 Response to "Resensi Film Bidadari Mencari Sayap"

Posting Komentar