[Cerpen] Cerita Anak Rantau
Sabtu, 20 Desember 2014
5 Comments
Pada suatu hari, di sebuah desa yang bernama Desa Kemayoran yang terletak sekitar ± 300 KM dari pusat kota. Di desa tersebut ada seorang pemuda bernama Febriansyah Utama Putra. Febri anak pertama dari 2 bersaudara adiknya bernama Melany Chintyani Dwi Utari. Febri dan Melany hanya tinggal bersama ibunya di rumah mereka yang sederhana, Febri menjadi tulang punggung keluarga semenjak ayahnya meninggal karena sakit jantung sejak Febri berusia 10 tahun. Suatu ketika ibu Febri sakit dan membutuhkan biaya yang besar untuk mengobati ibunya yang sakit gagal ginjal, Febri tidak sanggup melihat ibunya terbaring lemas hanya bisa tertidur dan tidak bisa terlalu kelelahan. Febri akhirnya memutuskan untuk pergi meninggalkam desanya tersebut untuk mencari pekerjaan dan demi mengumpulkan uang untuk biaya pengobatan serta biaya sekolah dan kehidupan mereka.
Sesampainya di kota Febri bingung kemana dia harus pergi dan bertempat tinggal karena dia sama sekali tidak mengetahui letak atau lokasi yang terdapat di kota tersebut. Febri terus berjalan dan mengikuti ke mana langkah kakinya akan berhenti, sampai ia menemukan pekerjaan yang dia inginkan. Namun karena kelelahan berjalan, Febri merasa kelelahan dan memutuskan untuk beristirahat sejenak di pinggir jalan bersama anak-anak jalanan. Dan ia juga memutuskan untuk sementara bertinggal dijalanan tersebut bersama anak-anak jalanan sampai ia menemukan tempat tinggal yang layak untuk dia bertinggal.
Tiba-tiba ada dua orang pemuda yang bernama I Made Swardhani yang biasa di panggil Made dan Restu Fadhly Ramadhani sebut saja Restu. Restu dan Made adalah sepasang sahabat yang juga anak rantauan yang berasal dari desa Priuk. Mereka sering mengunjungi dan memberi makan-minuman serta menghibur anak-anak jalanan yang ada di dekat Febri.
Restu menepuk pundak Febri dan bertanya, “Maaf mas, sebelumnya saya minta maaf karena tlah mengagetkan dan mengganggu istirahatnya. Nampaknya saya tidak pernah melihat Anda berada disini. Kalau boleh tahu dari mana Anda berasal? Dan apa tujuan Anda datang ke kota ini?” tanya Restu kepada Febri dengan penuh penasaran.
Febri pun terdiam karena dia pikir dua pemuda yang menghampirinya tersebut adalah orang jahat yang akan mencelakakannya. Made dan Restu saling bertatap-tatapan, heran dengan Febri mengapa dia tidak menjawab pertanyaan dari Restu.
Lalu sahabat Restu yang bernama Made bertanya kembali kepada Febri, “Sekali lagi kami mohon maaf karena kedatangan kami sangat mengejutkan Anda yang sedang duduk beristirahat di sini. Anda tenang saja kami orang baik-baik, karena tujuan kami ke sini untuk memberi makan dan menghibur anak-anak jalanan yang ada di sini. Ini sudah menjadi rutinitas kami setiap hari untuk memberikan makanan dan menghibur anak-anak jalanan agar mereka tidak kelaparan dan tetap semangat dalam menjalankan kehidupan ini. Perkenalkan nama saya Made dan yang disebelahku adalah Restu sahabat saya, kami juga anak perantauan. Kami dari kampung Priuk, nama kamu siapa?” tambah Made sembari memperkenalkan diri kepada Febri dan mengulurkan tangan untuk berkenalan.
Kemudian Febri tersenyum dan berdiri, dia juga memperkenalkan dirinya kepada kedua pemuda tersebut.
“Nama saya Febri dan saya berasal dari desa kemayoran. Tujuan saya ke kota ini untuk mengadu nasib mencari pekerjaan dan menghasilkan uang yang banyak untuk kebutuhan saya dan keluarga saya. Senang bertemu dan berkenalan dengan kalian,” jawab Febri sambil mengulurkan tangannya kepada Made dan Restu.
Mereka bertiga pun mulai berbincang-bincang dan karena keasyikan bercerita mereka sampai lupa bahwa langit semakin gelap dan waktunya untuk tidur. Sementara anak-anak jalanan sudah tertidur, Made dan Restu mengajak Febri untuk tinggal bersama mereka. Awalnya Febri ragu karena dia baru saja mengenal Restu dan Made, dia merasa tidak enak. Namun, dia tidak bisa menolak kebaikan Restu dan Made karena jika dia memutuskan untuk tinggal dijalanan itu akan membahayakan dirinya sendiri.
Febri pun akhirnya ikut dengan Restu dan Made untuk tinggal bersama-sama dikontrakan yang tidak jauh dari tempat mereka bertemu. Setibanya di kontrakan Restu dan Made, Febri langsung disuruh beristirahat di kontrakan mereka yang kebetulan terdapat satu kamar yang masih kosong. Mereka bertiga pun beristirahat dan tertidur dengan lelap.
Keesokan harinya Febri terbangun karena terdengar suara Ayam berkokok bertanda hari sudah pagi. Febri langsung mandi dan bergegas untuk pergi melanjutkan perjalanannya mencari pekerjaan, tetapi langkah kaki Febri membangunkan Made dan Restu yang masih tertidur dikamar mereka masing-masing. Made dan Restu langsung membuka kamarnya dan melihat Febri sudah berpakaian rapih.
“Mau kemana kamu Feb, pagi-pagi buta seperti ini sudah berpakaian rapi seperti orang mau berangkat kerja saja?” tanya Made sembari menghampiri Febri.
“Iya parfummu juga sangat harum, apa kamu ingin melamar gadis dikota ini?” tambah Restu menggoda Febri.
“Saya ingin melanjutkan perjalanan saya untuk mencari pekerjaan," jawab Febri dengan tergesa-gesa meninggalkan Made dan Restu.
Made dan Restu langsung menghentikan langkah kaki Febri.
"Tunggu ...! Tunggu kami, Feb. Kami juga akan berangkat kerja," kata Made menghentikan Febri pergi.
Beberapa menit kemudian Restu dan Made sudah siap dengan berpakaian rapih untuk berangkat kerja, sementara Febri masih bingung memimirkan kemana ia harus bekerja. Diperjalanan, tiba-tiba Restu mendapatkan ide dan ingat bahwa perusahaan dimana ia bekerja sedang membutuhkan karyawan untuk ditempatkan pada posisi accounting.
"Febri, bagaimana kalau kamu ikut kami saja? Kebetulan perusahaan Arnolia di tempat kami bekerja sedang membutuhkan karyawan untuk posisi accounting karena sebelumnya yang menempatkan posisi accounting tersebut tidak teliti dalam menghitung dan sangat ceroboh dalam mengelola keuangan perusahaan sehingga dia diberhentikan tanpa pesangon," kata Restu menawarkan pekerjaan kepada Febri.
“Baiklah akan saya coba, sekali lagi terima kasih ya untuk tawaran kerjanya dan tumpangannya di kontrakan kalian," jawab Febri tersenyum bahagia.
Perusahaan Arnolia adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri. Perusahaan tersebut di pimpin oleh Bapak Ade Kusumo Widjaya yang keturunan dari keraton. Bapak Ade terkenal sangat baik dan bijak, dia sangat sabar meski ada orang yang mencelanya.
Setibanya di kantor Made sebagai kepala marketing di perusahaan Arnolia langsung menuju pabrik karena ada pekerjaan yang harus ia selesaikan. Sedangkan restu yang bekerja sebagai kepala administrasi mengantarkan Febri ke ruangan Bapak Ade.
Restu mengetuk pintu.
"Permisi, Pak. Saya, Restu. Bolehkah saya masuk?” tanyanya.
“Iya, silakan masuk," jawab pak Ade. Apa tujuanmu menemu saya di pagi hari ini? Lalu siapa pemuda yang bersamamu ini?” tambah pak Ade dengan bertanya kepada Restu.
"Ini sahabat saya pak namanya Febri dari desa kemayoran, dia sedang mencari pekerjaan dan saya menawarkannya untuk bekerja di perusahaan kita. Bukankah perusahaan Arnolia sedang membutuhkan karyawan untuk posisi accounting?” jawab Restu dengan tegas dan turut melempar pertanyaan.
“Iya, memang benar apa yang kamu katakan, tapi apa kamu yakin temanmu ini dapat dipercaya dan dapat memajukan perusahaan ini? Sedangkan kamu tahu bukan, sebelumnya laba perusahaan merosot dan perusahaan mengalami kerugian yang sangat besar akibat karyawan yang sebelumbnya?” jawab Bapak Ade meyakinkan Restu apakah Febri bisa dipercaya atau tidak.
“Maaf pak jika saya lancang untuk memotong pembicaraan bapak. Kalau boleh, izinkan saya untuk berbicara dan menunjukkan keahlian saya terlebih dahulu kepada bapak selebihnya biar bapak yang menilai. Apakah saya pantas untuk bekerja diperusahaan bapak atau tidak?” kata Febri memberi penjelasan kepada pimpinan perusahaan Arnolia.
Febri mulai menjabarkan dan mengikuti semua keinginan pak Ade serta menyampaikan visi dan misi Febri dalam membangun perusahaan menjadi lebih baik, sampai pada akhirnya Febri diterima oleh bapak Ade karena melihat semangat dan keinginan serta keyakinannya ntuk memajukan perusahaan Arnolia.
Febri dan Restu pun segera meninggalkan ruangan pak Ade. Febri sangat berterima kasih kepada Restu dan juga Made karena dari awal dia datang ke kota dia menemukan sosok sahabat bahkan keluarga yang memberikan semangat kepadanya. Berkat kerja keras dan kemampuan Febri dalam mengelola keuangan perusahaan Arnolia, perusahaan tersebut tidak lagi mengalami kerugian.
Perusahaan Arnolia kini semakin di kenal oleh masyarakat sekitar bahkan sampai-sampai perusahaan luar negri pun ingin menanam modal di perusahaan Arnolia guna membangun anak perusahaan agar perusahaan berkembang lebih baik. Perusahaan juga mendapatkan pujian serta piagam penghargaan yang di nobatkan sebagai perusahaan yang terbaik dan terbesar di seluruh Indonesia.
Bukan hanya itu, kini perusahaan sudah banyak cabangnya di mana-mana. Febri juga mendapatkan piagam penghargaan dari perusahaan sebagai karyawan terbaik di perusahaan Arnolia yang diberikan langsung oleh Bapak Ade Kusuma Widjaya. Kedua sahabat Febri yang bernama Made dan Restu senang berkat perjuangannya perusahaan menjadi sukses dan bisa membuka cabang di mana-mana. Akhirnya Febri dapat memebuhi janjinya kapada kedua wanita yang sangat ia sayangi membiayai ibunya di rumah sakit untuk operasi dan membiayai adiknya untuk bersekolah.
Bandar Lampung, 20 Desember 2014
Irma Dewi Meilinda
Ket : Mau direvisi lagi cerpen ini. Ternyata tulisanku dulu kacau balau haha
Belom greget memang mbak kalo belom pernah ngerasain yang namanya merantau. Justru perantaulah yang nantinya akan mempunyai mental tangguh untuk mengarungi hidup ini
BalasHapusKereeen...
trimakasih udin hehee... saya pernah merantau jd saya tahu betul bagaimana pahit manisnya jd org perantau :) (y)
Hapuslumayan bagus :)
BalasHapusterimakasih steven dan terimakasih atas kunjungannya :)
Hapusiya om masama.. okokok success yaaaaaawwww :) (y)
BalasHapus