Setan Apa Bukan, Ya? Kok Jaga Parkir?
Selasa, 05 Maret 2019
Add Comment
Dok. Syukuran Wisuda Mira Andika (Mahasiswa S1 TEKNOKRAT pada tanggal 27 November 2013 di Panjang, Lampung Ket : Lihat yang dilingkari, itu bayangan biasa atau syetan? |
Percaya tidak sih, kalau ada makhluk lain selain manusia di muka bumi ini? Dulu aku tidak percaya meskipun beberapa kali teman (katanya) ada yang melihat jin, bahkan waktu SD ada yang kesurupan. Padahal waktu ibuku hamil si bungsu, aku melihatnya sendiri, tapi tidak sadar kalau itu bukan golongan manusia. Apa yang aku lihat, hayo? Yah, itu yang sering pakai daster berambut panjang dan suka tertawa tidak jelas.
Sejak SMA, barulah ada sesuatu hal yang membuatku percaya kalau jin itu benar-benar ada. Melihat di sekolah pada tengah malam ketika acara api unggun. Pun melihat di rumah sendiri saat malam-malam, posisi kala itu sedang teleponan dengan teman. Percaya atau tidak, jin itu memang benar-benar ada.
Seperti yang kita ketahui, jin dalam (bahasa Arab : جن ) secara harfiah berarti sesuatu yang berkonotasi “tersembunyi” atau “tidak terlihat”. Dalam Islam dan mitologi Arab pra-Islam, jin adalah salah satu ras mahluk yang tidak terlihat dan diciptakan dari api.
“Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (QS Al-Hijr 15:27)
Dalam Islam, makhluk ciptaan Allah dapat dibedakan antara yang bernyawa dan tak bernyawa. Di antara yang bernyawa adalah jin. Kata jin menurut bahasa (Arab) berasal dari kata ijtinan, yang berarti istitar (tersembunyi). Jadi, jin menurut bahasa berarti sesuatu yang tersembunyi dan halus, sedangkan syetan ialah setiap yang durhaka dari golongan jin, manusia atau hewan.
Dinamakan jin, karena wujudnya tersembunyi dari pandangan mata manusia. Itulah sebabnya jin dalam wujud aslinya tidak dapat dilihat mata manusia. Kalau ada manusia yang dapat melihat jin, maka jin yang dilihatnya itu adalah jin yang sedang menjelma dalam wujud makhluk yang dapat dilihat mata manusia biasa.
“Sesungguhnya ia (jin) dan pengikut-pengikutnya melihat kalian (hai manusia) dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.” (QS Al-A’raf 7:27)
Allah menjelaskan, kalau manusia pertama diciptakan dari tanah, maka jin diciptakan dari api yang sangat panas sesuai dengan ayat di atas.
Dalam ayat lain, Allah mempertegas:
“Dan Dia telah menciptakan jin dari nyala api tanpa asap.” (QS Ar-Rahman 55:15)
Dalam riwayat lain dari Ibnu Abbas: Dari bara api. (Ditemukan dalam Tafsir Ibnu Katsir). Dalilnya dari hadits riwayat Aisyah, bahwasanya Rasulullah Salallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
“Malaikat diciptakan dari cahaya. Jin diciptakan dari nyala api. Dan Adam diciptakan dari apa yang disifatkan(diceritakan) kepada kalian (yaitu dari air spermatozoa)." (HR Muslim di dalam kitab Az-Zuhd dan Ahmad di dalam Al-Musnad)
Bagaimana wujud api itu, Al-Qur’an tak menjelaskan secara rinci dan Allah pun tidak mewajibkan kepada kita untuk menelitinya secara detail.
Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad Salallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
“Syetan memperlihatkan wujudnya ketika aku shalat, namun atas pertolongan Allah, aku dapat mencekiknya hingga kurasakan dingin air liurnya di tanganku. Kalau bukan karena doa saudaraku Nabi Sulaiman, pasti kubunuh dia.” (HR Bukhari)
Yang bisa diketahui dalam hal ini adalah tanda-tanda keberadaan jin. Umpamanya, jin yang menampakkan diri pada seseorang di rumah atau di tempat-tempat tertentu, anggota rumah atau kantor yang sering kehilangan uang, sementara menurut perkiraan sangat tidak mungkin ada orang yang mencuri. Pun orang yang sering kesurupan kalau memasuki tempat tersebut. Itu adalah bagian dari indikasi gangguan jin di tempat tersebut.
Jika sudah ada gangguan, maka Ruqyah Syar’iyyah adalah solusi islaminya. Ada pun jika tidak ada gangguan di rumah atau di tempat kita, maka pendeteksian keberadaan jin-jin jahat tak perlu dilakukan.
Demikian juga masalah deteksi jin pada diri seseorang. Tidak ada orang yang dapat melihat keberadaan jin secara pasti dalam tubuh seseorang. Kalau ada yang mengaku mampu mendeteksinya secara pasti, maka orang tersebut juga mempunyai jin yang tidak boleh dimintai bantuan.
Untuk memastikan keberadaan jin yang memasuki tubuh seseorang adalah juga dengan Ruqyah Syar’iyyah. Yaitu, terapi nabawi berupa membacakan ayat-ayat Al-Qur’an dan do’a-do’a yang ma’surat. Itulah satu-satunya cara islami yang diajarkan Islam untuk menangani segala kasus yang berhubungan dengan jin.
Yang pasti, terus pertebal iman dan mendekatkan diri pada Allah dengan shalat, membaca Al-Qur'an dan berdzikir, bisa ditambahkan dengan bershalawat atas Nabi Muhammad Salallahu 'Alaihi Wasallam. Semoga kita semua dijauhkan dari gangguan-gangguan jin-jin yang akan menyesatkan.
Yang pasti, terus pertebal iman dan mendekatkan diri pada Allah dengan shalat, membaca Al-Qur'an dan berdzikir, bisa ditambahkan dengan bershalawat atas Nabi Muhammad Salallahu 'Alaihi Wasallam. Semoga kita semua dijauhkan dari gangguan-gangguan jin-jin yang akan menyesatkan.
0 Response to "Setan Apa Bukan, Ya? Kok Jaga Parkir?"
Posting Komentar