Bawain Oleh-Oleh Saat Pergi Liburan Itu Perlu Nggak, Sih?!
Jumat, 19 Juli 2019
Add Comment
Pada hari Rabu, tanggal 03 Juli 2019 lalu, saya (Irma Dewi Meilinda atau bisa disapa Meymey) diminta untuk menjadi narasumber di sebuah komunitas uang luar biasa yaitu ARENA. Tema yang dibahas waktu adalah "OLEH-OLEH SETELAH LIBURAN". Ada dua kutub yang saling bertentangan, versi 'males banget' bawa buah tangan (oleh-oleh) pandu oleh host bernama Citra Andina yang hobi membawa oleh-oleh untuk orang-orang tersayang. Sedangkan versi 'pasti bawa' buah tangan setelah liburan dipandu oleh Wikan. Citra berseteru dengan Annisa dan Wikan berseteru dengan Indah.
Menurut Citra, berdasarkan based on true story, soal pro dan kontra oleh-oleh liburan. Faktanya, ada orang yang nggak suka repot bawa oleh-oleh saat liburan, bukan pelit dan simply, tapi karena nggak mau repot aja bawa tentengan belanjaan. Walau begitu, ada juga orang yang selalu menyempatkan diri buat beli oleh-oleh walau harganya nggak mahal dan cuma sedikit, yang penting ada yang dibagikan ketika pulang liburan. Citra mengaku, kalau dia bertolak belakang sama pasangan, suaminya tipe yang malas bawa oleh-oleh, sementara dia selalu ribet nyari oleh-oleh. Dan menurut Citra, ini sering menjadi konflik saat liburan bersama suaminya.
Soal oleh-oleh, menurutku tidak baik meminta oleh-oleh pada teman atau sanak-saudara yang sedang berliburan. Bukan soal pelit atau malas bawa oleh-oleh sih, ya! Tapi yang sedang liburan juga pasti sudah banyak yang akan dibawa. Hmm, pernah nggak sih ketika kalian jalan-jalan, ada yang nitip oleh-oleh? Pasti pernah kan? Ngeselin banget pasti, di saat kita niat untuk menyenangkan diri sendiri, malah harus mikirin yang minta oleh-oleh. Mending nitipin uang juga. tapi faktanya, banyak yang minta gratisan. Kalau saya pribadi adalah tipikal orang yang hobi belanja ketika liburan, tapi untuk bawa oleh-oleh, jarang untuk beliin orang-orang. Kalau kalian gimana?
Menjawab pertanyaan netizen:
@citra_andinna : "Apa efeknya kalau setelah liburan, kita nggak bawa oleh-oleh buat teman dan saudara? Lalu, cara kasih pengertiannya bagaimana, ya?"
Efeknya pasti ada berbagai asumsi dari mereka yang menunggu dapat oleh-oleh. Misalnya: "Pelit amat, sih! Nggak mau bawa oleh-oleh." atau "Mana dong, oleh-olehnya?! Masa abis jalan-jalan, nggak bawa oleh-oleh?" Dan masih banyak lagi pertanyaan menyebalkan lainnya. Kalau pernah baca buku "Salon Kepribadian" karya Asma Nadia, pasti paham maksud tagline buku tersebut yang berbunyi, "Jangan jadi muslimah nyebelin!" Nah, cara memberikan pengerian kepada mereka, menurutku kasih wejangan (nasehat) sedikit agar tidak berpikir yang negatif sama kita. Tapi tergantung siapa yang kita ajak bicara juga, sih!@aluna : "Halo, Kak Mey! Mau tanya! Gimana sih awalnya bisa ada adat kalau pelesir itu harus bawa oleh-oleh dan gimana kesannya kalau nggak bawa oleh-oleh seperti bisa dibilang pelit?"
Hai, Mba @aluna! Nah, ini sebenarnya kebiasaan yang harus kita hilangkan. Soalnya dari dulu selalu wajib bawa oleh-oleh. Harusnya didoakan biar selamat sampai tujuan dan pulang ja dalam keadaan sehat. Pasti kesel ketika ada yang tanya oleh-oleh di saat kita baru pulang liburan.@KarissaMayang : "Malem Mba Meymey! Gatel banget nih, pengen cerita. Untung topiknya cocok. Aku suka traveling, tapi emang bugget pas-pasan, jadi jarang mengalokasikan dana untuk belanja oleh-oleh. Aku pernah beberapa kali kejadian sama temen, dia kalau aku keluar, suka nitip ini dan itu. Aku beliin, eh ... tapi nggak pernah dibayar. Ya, aku ikhlas sih, anggap oleh-oleh, tapi jadi kebiasaan gitu. Mau nagih juga aku nggak enak."
Kalau begitu sihm tuman (kebiasaan) banget, ya, Mba! Kalau Mbanya ikhlas ngasih, dia nggak ada hutang. Tapi kalau nggak ikhlas, sampai mati pun akan jadi hutang jika tidak dibayar. Lain kali, kalau nitip gitu, ambil dulu kali uangnya, Mba. Biar nggak tekor juga. Hehe!@jati: "Mba Mey! Gimana sih cara mengalokasikan budget dan waktu untuk liburan kita sendiri dan beli oleh-oleh?"
Sebelum berangkat liburan, buat list atau daftar belanjaan dulu, Mba. Pastinya sesuai budget yang kita miliki. Saat sampai tujuan, kita sudah tahu apa saja yang harus dibeli. Beli sesuai kebutuhan, bukan keinginan. Realita dari kebanyakan orang, selalu membeli di luar kemampuan. Nah, ini yang buat pusing sendiri.@LeiaKara : "Kak Memey! Sebenarnya, aku nggak suka sama orang yang suka nitip oleh-oleh, soalnya kan itu nggak boleh katanya. Janganlah kita suka meminta-minta. Gimana ya cara jelasinnya? Apa aku harus kabur diam-diam, ya?"
Dalam Islam, ada haditsnya juga, kan? Pasti pernah baca atau mendengar ceramah tersebut yang mengatakan, tidak boleh meminta-minta. Kabur juga tidak direkomendasikan, Kak. Kasih pengertian aja. Kalau orangnya memahami keadaan kita, akan lebih mudah menjelaskannya. Tai kalau yang tidak mengerti, baru diam. Bilang saja, "Lain kali, kalau ada rejeki, nanti saya bawakan oleh-oleh." Daripada berujung debat, karena debat yang berujung emosi juga tidak dibolehkan.
Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang seru dari netizen tentang oleh-oleh. Silakan simak penjelasan detailnya di web www.arenaid.id atau unduh apknya di playstore.
Bagi yang belum tahu, nih kepoin aja akun @arena.id (instagram), bagaimana sebuah jaringan sosial atau bisa dibilang komunitas yang luar biasa ini mengumpulkan ratusan bahkan ribuan orang-orang di Indonesia. Timnya ramah, humoris, seru, gokil—pokoknya asyik banget, deh! Saya nggak kenal sama mereka, tapi tiba-tiba buka akun instagram, ada DM (Direct Message) sampai telepon ke WA (whatsapp) yang memang lagi gangguan. Tapi, alhamdulillah! Semua berjalan dengan baik.
Padahal saya lebih dikenal sebagai penulis, bukan sebagai pengamat sosial. Entah tahu darimana kalau saya dari dulu seneng mengamati. Iya, termasuk mengamati doi yang jail (berantem mulu) sama saya dari tahun 2011 (awal kuliah). Eh, malah curcol! Haha!
Oke! Abaikan!
Banyak pembahasan di sana, dari mulai kehidupan sosial sampai politik. Tapi nggak sampai bertumpah darah, yes! Debat, boleh! Berantem, jangan! Apalagi saling caci-maki. Sekian penjelasan cerita dari saya. Terima kasih telah berkenan membaca artikel ini.
Pesan saya untuk para netizen yang baca artikel ini:
Pesan saya untuk para netizen yang baca artikel ini:
"Belilah apa yang dibutuhkan, bukan diinginkan. Karena jika kita beli yang dibutuhkan, pasti berguna dan tidak mubazir. Tapi kalau beli yang diinginkan, belum tentu berguna. Malah yang ada, nggak dipakai. Sebelum membeli oleh-oleh, baiknya lihat budget dulu. Dan jangan lupa buat daftar belanjaan (jika diperlukan) agar tidak keluar dari budget yang kita punya."
0 Response to "Bawain Oleh-Oleh Saat Pergi Liburan Itu Perlu Nggak, Sih?!"
Posting Komentar