-->

(Review Film) The Perfect Husband (2018)



Judul : The Perfect Husband
Penulis : Indah Riyana (novel)
Skenario : Sukhdev Sigh, Tisa TS, Benni Setiawan
Produser : Sukhdev Singh, Wicky V. Olindo
Sutradara : Rudi Aryanto
Rumah produksi: Screenplay Films; Legacy Pictures
Pemeran : Dimas Anggara, Amanda Rawles, Maxime Bouttier, Slamet Rahardjo, Tanta Ginting, Bunga Zaenal
Lagu unggulan: Rock With You
Durasi : 108 Menit
Tanggal rilis : 12 April 2018
Negara : Indonesia
Bahasa : Bahasa Indonesia



SINOPSIS SINGKAT

Ayla, gadis cantik kelas 3 SMA, sedang menikmati masa remajanya dan kisah cintanya dengan Ando, vokalis band rock. Ia sangat terkejut saat suatu ketika muncul seorang pilot muda bernama Arsen, yang mengaku sebagai calon suaminya. Ayla kesal, karena ia yakin Tio, ayahnya, yang menjodohkannya dengan Arsen, karena Ando dinilai urakan, tatoan, tak punya masa depan. Arsen kebalikan dari Ando: pilot muda bermasa depan cerah, calon suami sempurna bagi Ayla. Ayla berusaha keras menggagalkan perjodohan ini. Di luar dugaan Ayla, Arsen ternyata tidak gampang digoyahkan. Arsen tetap sabar menghadapinya, bahkan mulai punya nilai plus di mata Ayla. Suatu ketika, Ando berhasil mengajak Ayla kabur dan berhenti dari sekolahnya. Tio membuka rahasia, mengapa sejak awal tio bersikeras menjodohkan Ayla dengan Arsen.

Review Film by Irma Dewi Meilinda

Berbeda dengan film produksi Screenplay sebelumnya yang menampilkan kisah layaknya FTV, film ini justru lebih banyak memiliki nilai edukasi. Jika dilihat dari judulnya, kamu pasti mengira bahwa film ini seputar romansa Ayla dan Arsen, padahal tidak. Karena berawal dari alur yang cukup menyebalkan yang memulai kisah dengan menampilkan perjodohan seorang pilot yang bernama Arsen dengan siswi SMA yang bernama Ayla. Hello! Zaman sekarang masih ada perjodohan? Emangnya zaman Siti Nurbaya?! Penonton pasti akan kecewa sebelum menyelesaikan film ini ketika opening yang tidak sesuai dengan bayangan mereka.

Akan tetapi, konflik yang terjadi antara Ayla dan ayahnya, membuat plot dalam ceritanya cukup menarik meskipun harus terjadi perjodohan. Antara judul dan konfliknya menurutku tidak sesuai banget. Karena klimaks pada film The Perfect Husband ini lebih cenderung antara hubungan anak dan ayahnya daripada kisah percintaan Ayla dengan Arsen. Kecewa setelah menonton? Enggak juga sih! Aku terus melanjutkan film romansa komedi ini sampai selesai. Bagaimana tidak? Sebuah film keluarga yang menurutku ada pelajaran berharga yang bisa kita petik. Seperti : semua orang tua pasti akan melakukan yang terbaik untuk anaknya meski harus melalui konflik batin dan menguras air mata.

Twist plot yang cukup membuatku menguras air mata dan emosi adalah rasa sayang seorang ayah kepada anaknya yang cukup besar, sabar dalam menghadapi kelakuan putrinya yang sering tidak satu ide padanya. Benar-benar tidak sesuai dengan judul banget, kan? Tapi sutradara pada film ini sepertinya tidak mau menghilangkan unsur keluarga serta nilai-nilai positif, sehingga dia sangat hati-hati dalam menyuguhkan ceritanya. Cerita yang dikemas cukup baik agar tak melulu buat penonton baper soal romansa remajanya. Cukup memberikan value yang baik pada alur ceritanya, itu sudah jadi poin terpenting dalam film ini.

Secara visual, kalau menurutku sih, film ini menekankan pada ekspresi pemerannya, tidak seperti film-film Screenplay yang pernah kutonton sebelumnya, setiap ada adegan yang sedih misalnya, pasti ada soundtrack atau musik-musik pendukung yang bakal buat penonton semakin gerget sama ceritanya. Dari adegan dan musik pendukung tersebut lah, penonton pasti akan mengeluarkan ekspresinya, entah ikutan menangis jika ada adegan menangis, atau memberikan tanggapan.

Namun yang membuat perut terasa geli adalah ketika Maxime yang berperan sebagai Ando (pacarnya Ayla) turun dari mobil karena Dimas sebagai Arsen mengikuti dari belakang. Maxime sok jadi jagoan, yang pada saat kejadian, Ayla merekam adegan pertengkaran antara Arsen dengan Ando. Ayla tertawa ketika Ando menyerah. Dan banyak akting dalam film ini yang berhasil menciptakan tawa, tapi tidak pernah ketinggalan dengan pesan tersirat dalam cerita yang disampaikan.

Untuk akting dari masing-masing pemeran, totalitas banget. Sosok Dimas Anggara yang menjadi pria dewasa, harus banyak sabar dalam menghadapi tingkah laku Ayla yang bisa dibilang keterlaluan, tetapi Dimas yang berperan sebagai Arsen pada film ini tetap menunjukkan sikap hormatnya pada seorang perempuan apalagi terhadap ayahnya Ayla. Aktingnya cukup diacungi jempol.

Ayla meskipun berpenampilan urakan karena berpacaran dengan Ando (penyanyi rock di tempat dugem), dia tetap hormat pada ayahnya. Dan Ando sebagai peran pendukung, berhasil memikat hati penonton; bisa membuat cerita semakin hidup.

Overall, film The Perfect Husband ini baik untuk ditonton oleh remaja karena masuk kategori film parenting yang banyak memiliki nilai positif terutama harus sopam terhadap orang tua walaupun bandel. Karena zaman sekarang, nilai kesopanan seorang anak terhadap orang tuanya sudah mulai gugur. So, film ini rekomen banget untuk dijadikan sebagai tontonan keluarga.

0 Response to "(Review Film) The Perfect Husband (2018)"

Posting Komentar