-->

Sudahi Luka Ini!



Untuk kamu yang sedang menanti, tetaplah sabar dalam penantian. Karena, cinta bukan saja tentang penantian tapi juga tentang sabar dalam sebuah penantian tersebut. Dan untuk yang sedang berjuang untuk menghalalkan (menikahi), semoga semuanya berjalan sesuai apa yang telah direncanakan. Tidak perlu gegabah, pelan-pelan asal pasti. Lelaki butuh waktu untuk menjemput, sedangkan perempuan itu membutuhkan kepastian (tanpa ada pengkhianatan).

Namaku Irma Dewi Meilinda yang sebagian orang mengenalku dengan nama pena Princess Meymey. Hobiku adalah menulis dan membaca, bahkan mendengarkan musik ketika membaca atau menulis. Aku adalah salah satu dari sekian banyak penulis yang menuangkan kegalauannya melalui tulisan. Bukan melulu curhat yang tidak bermanfaat, tapi prinsipku adalah berkarya untuk memberikan manfaat. Emm! Semua orang sebenarnya adalah seorang penulis. Iya! Turut andil dalam menulis takdir masing-masing. Mau ke arah yang baik atau bebelok arah (bukan hal yang--maaf--tak pantas diikuti).

Baiklah, di sini aku bukan ingin membahas tentang penjabaran dari kata 'penulis' melainkan sebuah apresiasi yang bisa disuguhkan agar dinikmati pembaca. Dan salah satunya adalah puisi yang ada di bawah ini; menceritakan tentang dua orang yang dulunya pernah terluka, bertemu lalu saling menyembuhkan. Akan tetapi setelah menjalin hubungan yang terbilang lama, justru hati kembali dipatahkan. Jika berbicara soal cinta memang tidak ada habisnya.

Yuk, langsung saja disimak puisinya! Mohon untuk tidak copy-paste semua artikel yang ada di web ini (tanpa cantumkan nama penulis dan sumber),  apalagi mengakui karya orang lain sebagai karyanya. Terima kasih! Selamat berkarya dan salam pena kreatif dariku.

Kapan Mendung Berlalu?
oleh Princess Meymey

Awalnya ...
kita adalah dua orang yang pernah terluka,
sebelum bisa bersama seperti sekarang.

Kala itu ...
cuaca yang sedang mendung
bahkan hujan turun dengan deras,
tiba-tiba cerah dan memberikan kehangatan.

Sekujur tubuh tak lagi menggigil.
Kau datang dan mendekapku
begitu erat bahkan sangat erat.

Lalu, membisikkan
sebuah kata-kata romantis
di telingaku.

Kau bilang, 'Aku mencintaimu melebihi diri sendiri.
Itu sebabnya, takkan kubiarkan kau bersedih.
Sebab, bila kau menangis, hatiku yang jadi hancur.'

Belum sempat aku membalasnya,
kau bisikkan kembali di telingaku
sambil menggenggam tangan ini
; penuh kasih sayang.

Kau bilang, 'Takkan pernah kulepas tangan ini
sampai ajal menjemput.'

Aku bingung, antara ingin bahagia
atau menangis karena ucapanmu mengingatkanku
tentang masa lalu yang cukup mengguncang hati.

Gerimis mengalir di pipi
yang kemudian kau hapus
dengan membuat bulan sabit di wajahku.

Aku pun tertawa lepas
seakan tidak pernah merasakan
luka yang membuatku seperti orang gila.

Semakin lama ...
aku semakin tahu bagaimana sifat aslimu.

Yah, hampir sama dengan serpihan masa lalu.

Hingga akhirnya ...
luka yang hampir sembuh,
seketika robek kembali.

Kauberi mawar kesukaanku.
Lalu, menancapkan durinya
sampai terluka sangat dalam.

Aku terlalu lemah dalam mencintai,
memberikan sepenuh hati
tapi kembali terluka lebih dalam.

Cukup perih dan membuatku
mati rasa kembali!

Entah kapan bahagia
benar-benar datang menghampiri.

Sudahi luka ini
atau aku semakin terluka
lebih dalam lagi!

Lampung, 05 November 2019

0 Response to "Sudahi Luka Ini!"

Posting Komentar