-->

Resensi Buku "Ya Allah, Aku Jatuh Cinta"


Resensi oleh IDM

Kita tidak tahu siapa yang akan menjadi pelabuhan terakhir dalam hidup ini. Sekuat apa pun mencoba bertahan dan sebesar apa pun cinta kita kepada seseorang, kalau bukan jodoh, maka dia akan pergi. Sekeras apa pun melupakan seseorang di masa lalu, jika dia memang jodoh kita, maka tetap Allah akan mempersatukan. Sekalipun kita berusaha menghindari masa lalu, tetap takdir yang akan mendekatkan kembali. Pada initinya, yang perlu kita pinta dari-Nya adalah jodoh terbaik yang telah tertulis di kitab Lauhul Mahfudz.

Buku "Ya Allah, Aku Jatuh Cinta" yang ditulis oleh Qowi Alta Az-Zahra ini, bisa menjadi nakhoda untuk menemukan pelabuhan terakhir agar tidak salah dan terjerumus. Banyak cinta yang hanya sekadar nafsu tanpa ada maksud membersamai selayaknya pasangan suami-istri. Ada pula yang saling mencintai, tetapi belum bisa bersama. Entahlah! Banyak filosofi tentang cinta dari berbagai pikiran manusia.

Aku pun sama, jatuh cinta seringkali membuat terluka, tetapi dari banyaknya luka yang didapat, aku yakin—cinta sejati memang tak melulu tentang bahagia, tapi juga kepedihan. Luka yang berujung tawa. Kamu! Iya, kamu! Aku bisa saja menahan rasa cinta, tapi tak bisa menahan rasa cemburu saat jauh darimu. Bahkan, gelisah jika mendengar kabar tentang kesehatanmu yang tidak stabil.

Banyak penjabaran prihal cinta yang kubaca pada tiap lembar buku ini dan kutemukan jawaban-jawaban yang cukup menampar dan menusuk hati. Untukmu yang siap menjadi suamiku dan ayahnya anak-anak kita, lekaslah datang agar tidak ada lagi teka-teki jodoh yang harus kupecahkan. Sungguh! AKU INGIN MENIKAH.

Lampung, 14 November 2019
Irma Dewi Meilinda

0 Response to "Resensi Buku "Ya Allah, Aku Jatuh Cinta""

Posting Komentar