-->

Merendah Untuk Meroket (Humblebrag)



Dalam kehidupan sehari-hari, baik nyata maupun di berbagai media sosial, tanpa sadar saya, kamu atau kalian (mungkin) pernah bersikap "humblebrag". Bahkan ada yang memang benar-benar sadar telah bersikap seperti itu. Sifat ini seringkali membuat orang-orang risih setelah mendengar cerita yang terkesan menyombongkan diri. (Maafkeun ya, kalau saya (tanpa sadar) pernah bersifat seperti ini. Tegur jika saya salah)

Humblebrag adalah istilah orang yang pura-pura ngeluh padahal niatnya mau pamer atau istilah lainnya adalah MERENDAH UNTUK MEROKET.

Jujur saja, saya pun sedikit menghela napas pendek jika bertemu orang-orang yang bersifat humble bragging. Ingin rasanya memberikan wejangan biar bisa kontrol diri. Tapi siapalah saya yang cuma manusia akhir zaman; yang berusaha membersihkan noda untuk menggapai Surga Allah.

Beberapa hari lalu, ada salah satu akun yang saya tidak perlu menyebutkan apalagi post screenshoot-nya yang share tentang salah satu mahasiswa bersikap humblebrag dalam sebuah whatsapp grup atau orang-orang sering menyingkatnya dengan istilah (WAG). Nampak seseorang tersebut bertanya tentang IPK 4 yang menurutnya tidak pernah didapatkan sebelumnya. Dia mengaku kalau semasa sekolah selalu dapat nilai 9 dan 10, jadi (seakan) bertanya pada teman-temannya tentang IPK 4 itu kecil apa gimana. Sempat tranding di twitter. Saya cuma baca tanpa ikut berkicau di tweet tersebut. Kalem aja, guys!

Tidak sedikit yang menghujat dan melontarkan kata-kata kasar. Hmm! Jangan menghujat, lu pada dapat dosa dan dia yang bersikap "humblebrag" atau Humble bragging justru tertawa karena mendapat pahala atas hinaan kalian. Kalau mengenai IPK, berapa pun yang lu dapat, kalau (maaf) nggak punya skill, lalu apa yang bisa dibanggakan dari hasil IPK 4 tersebut?

Tidak heran sih, ada sebagian orang ingin terlihat sempurna dengan berusaha mencapai IPK tertinggi di kampusnya. Bahkan melalui jalur curang pun ditempuh, menyontek saat ujian misalnya atau juga ada diskusi balik layar dengan dosen (maaf terlalu jujur). Pernah melihat langsung soalnya seseorang yang dapat nilai tinggi dengan hasil curang. Yah, namanya juga gila pujian, apa pun caranya—terobos saja tanpa mikir ending.

Baiklah, kembali lagi pada topik pembahasan. Sebenarnya, boleh nggak sih bersikap humblebrag? Tentu saja boleh, itu hak manusiawi. Tapi balik lagi ke lu yang melakukan sifat tersebut, apakah itu baik atau buruk untuk diri lu. Tapi sifat ini sih seharusnya kita hindari, karena yang namanya sombong adalah sifat tidak terpuji. Apa sih yang mau kita sombongkan di dunia fana ini?

Di atas langit masih ada langit. Pernah kan mendengar kalimat tersebut? So, kalau mau merendah ya rendah aja. Sombong ya sombong aja. Nggak perlu merendah, lalu menyombongkan diri. Jadilah seperti padi yang semakin tinggi, semakin merunduk. [IDM]

0 Response to "Merendah Untuk Meroket (Humblebrag)"

Posting Komentar