KESEHATAN MENTAL SESEORANG ITU BERBEDA!
Rabu, 01 April 2020
Add Comment
![]() |
instagram.com/princess_meymey12 |
Seringkali saya membaca komentar dan lontaran dari mulut orang-orang yang tidak memahami kesehatan mental seseorang. Karena hanya bisa mencaci, menghina, memfitnah, dan hal-hal buruk lainnya.
Kasus bunuh diri atau orang yang mau bunuh diri sebetulnya mereka tidak ingin bunuh diri (kebanyakan), apalagi tidak memiliki iman. Saat hati mulai rapuh, batin terluka, pikiran pun kalut; yang dibutuhkan adalah orang yang mau mendengarkan keluh kesahnya, memberikan semangat untuk ia bangkit walau tidak mudah dalam menasihatinya.
Karena mental seseorang itu berbeda-beda, ada yang kuat diberi ujian meski sebesar apa pun masalah yang dihadapi, ada pula yang tidak kuat karena keputusasaan yang terlalu. Itu sebabnya, fungsi psikolog/psikiater dibutuhkan dalam menangani kasus seperti ini. Memberikan pengarahan agar batin yang sedang terluka bisa sembuh. Bukan cuma psikolog/psikiater, orang-orang terdekatnya pun harus turut andil untuk terus membuatnya semangat dalam hidup dan lepas dari keputusasaan yang dialami.
Apalagi yang sudah divonis sebagai Bipolar, Generalized Anxiety Disorder (GAD), Acute Stress Disorder, Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD), dan lainnya; mental mereka sedang terganggu. Jadi, yang kesehatannya baik, harusnya bisa membantu mereka agar tidak mengarah pada hal-hal negatif seperti memiliki keinginan untuk bunuh diri, bahkan langsung bunuh diri.
Kenapa saya berbicara seperti ini? Karena saya mengalaminya. Saya tidak malu mengatakan hal ini karena saya butuh kalian, orang-orang yang peduli akan kesehatan mental saya. Bahkan hal-hal yang dianggap bercanda pun, seringkali membuat batin terluka. Untuk itu, jangan pernah menggunakan kata bercanda dalam hal yang sensitif; ucapan maupun perbuatan.
Hanya ada beberapa orang yang tahu tentang kesehatan mental saya termasuk dokter yang pernah menangani. Karena saya pernah mengonsumsi obat penenang agar saya bisa tidur dan melupakan masalah yang terjadi. Obat penenang hanya digunakan atas resep dokter. Untuk lepas dari obat tersebut pun tidak mudah, hingga akhirnya benar-benar lepas dari obat tersebut.
Di saat saya mulai depresi kembali, terlintas dipikiran untuk mengonsumsi obat tersebut tapi hati memberontak. Sebab, hati dan pikiran seringkali bertolak belakang. Hingga pada akhirnya, saya hanya berdzikir, mengaji, shalawat, atau mendengarkan murottal Al Qur'an di ponsel.
Di saat saya mulai depresi kembali, terlintas dipikiran untuk mengonsumsi obat tersebut tapi hati memberontak. Sebab, hati dan pikiran seringkali bertolak belakang. Hingga pada akhirnya, saya hanya berdzikir, mengaji, shalawat, atau mendengarkan murottal Al Qur'an di ponsel.
Saya tidak ingin bercerita panjang lebar, karena tidak semua orang bisa memahami tentang kesehatan mental orang lain. Semoga yang membaca artikel ini bisa lebih hati-hati dalam bersikap, bertindak, dan berbicara kepada orang lain.
Salam untuk orang yang memiliki hati bersih
Irma Dewi Meilinda
0 Response to "KESEHATAN MENTAL SESEORANG ITU BERBEDA!"
Posting Komentar