-->

Resensi Buku Cinta Dua Kodi karya Asma Nadia


Judul : Cinta Dua Kodi
Penulis : Asma Nadia
Editor Ahli : Isa Alamsyah
Editor : Wulan Mardiana, TheNita
Layout : Isa Alamsyah
Desain Sampul : Wesi Kendedes
Proofreader : Agung Pribadi, Dana S. Prawiro, dan Richie Permana
Fresh Reader : Nawan Handoko, Ayudia Ariani, dan Junita Embatau
Penerbit : ANPH
Hal : vi + 378 hlm; 14 x 20.5 cm
ISBN : 978-602-9055-55-9

Blurb

Perempuan mana yang tak ingin hidupnya dipenuhi pendar kebahagiaan? Tetapi waktu sering kali tak menyisakan ruang untuk bertanya, bahkan sekadar menarik napas.

Ketika tahu betul rasanya terabaikan dan kehilangan kepercayaan diri, justru disebabkan orang terdekat. Dia juga mengerti bagaimana menjadi yang terbuang.

Tapi ibu, kasih sayangnya melimpah dalam sikap dan tutur kata. Senantiasa meniupkan semangat di saat debu Bintang—seperti arti namanya—merasa lemah.

Termasuk ketika mengambil keputusan terpenting seorang wanita, memilih imam sebagai bahu tempat bersandar, meski cuma menawarkan cinta sebanyak 'dua kodi'.

Hanya, badai seolah sungkan meninggalkan bahtera Kartika yang baru saja dilayarkan. Belum genap satu purnama, mataharinya menggoreskan luka. Begitu sembuh, luka lain telah menunggu.

Kartika tergugu tapi memilih maju menerjang setiap gelombang. Menyibak pekat malam demi menjelma bintang yang bersinar.

Mampukah dia?

Analisis

Plot twits dalam novel Cinta Dua Kodi ini benar-benar tidak bisa ditebak. Sebagai pembaca, saya dibuat bingung ke mana arah cerita yang akan disampaikan. Kartika Sari adalah tokoh perempuan yang kuat dan sabar, sekalipun hinaan didapat dari keluarga suaminya. Pun tidak pernah mengeluh apa pun keadaan yang dihadapi.

Saya salut dengan kisah Kartika yang selalu mengajarkan anak-anaknya tentang kebaikan.

Ujian dalam sebuah hubungan memang berbeda-beda, sesuai kemampuan tiap manusia. Karena Allah tidak akan pernah menguji manusia di luar kesanggupannya. Rumah tangga Kartika diuji dengan suami yang sedikit cuek. Namun, pada akhirnya ada perubahan setelah sekian lama Kartika menanti sikap baik dari suaminya itu.

Kartika yang mengartikan cinta dengan tidak bisa mengubah karakter suaminya, tapi percaya bahwa kelak rasa sabarnya terbayar dengan bahagia yang tak terkira. Mendapat ujian melalui anak pertamanya pun membuat batin Kartika serasa tercabik-cabik. Hujan semakin deras, membanjiri ruangan. Namun kembali lagi, setiap ujian yang datang, Kartika selalu belajar untuk menerima dengan ikhlas dibalut doa.

Buku ini rekomen banget untuk dibaca agar kita bisa berkaca pada diri sendiri untuk bisa menjadi manusia yang mau menerima takdir dari-Nya. Terima kasih, Bunda Asma Nadia telah menorehkan karya-karya yang luar biasa. Semoga sehat selalu dan juga sukses untuk semuanya.

Lampung, 16 Juli 2020
Irma Dewi Meilinda

0 Response to "Resensi Buku Cinta Dua Kodi karya Asma Nadia"

Posting Komentar