Resensi Film Love Aaj Kal (2020) | Khusus 17+
Minggu, 19 Juli 2020
Add Comment
Film romance yang berjudul "Love Aaj Kal" ini dirilis pada tanggal 14 Februari 2020 di India. Disutradara oleh Imtiaz Ali. Diperankan oleh Sara Ali Khan sebagai Zoey, Kartik Aaryan sebagai Veer dan Raghu, Arjushi Sharma sebagai Leena, Randeep Hooda sebagai Raghu, Shweta Padda sebagai Sajan Kanwar, Pranati Rai, Prakash sebagai Office girl, Siddharth Kak sebagai Mr. Harshwardhan M, dan beberapa peran pendukung lainnya.
Analisis
Love Aaj Kal adalah sebuah film yang berkisah tentang dua pasangan bernama Zoey dan Veer serta Raghu (versi yang lebih muda dimainkan oleh Aaryan, versi yang lebih lama dimainkan oleh Randeep Hooda) dan Leena (pendatang baru bernama Arjushi Sharma). Film ini lebih condong pada kisah cinta dan patah hati serta semua perjalanan hidup mereka yang rumit.
Zoey memerankan sebagai sosok perempuan ambisius berusia 20-an tahun yang bersemangat pada karier tapi menyebalkan. Zoey yang berparas cantik dengan sifat narsis dan komitmennya, memilih karier yang konstan dalam menjalani kehidupan pribadinya dan kecenderungannya untuk menghancurkan diri sendiri dalam suatu hubungan tidak nyaman untuk dilihat.
Film ini dibuka dengan Zoey yang menyukai pesta. Di sana, ia bertemu dengan Veer yang canggung dalam bersosialisasi di sebuah klub malam. Mereka hampir melakukan sebuah hubungan yang tak lazim untuk pasangan yang belum menikah. Sejak saat itulah, Veer selalu mengikuti Zoey atas nama cinta dan rasa kagum terhadap lawan jenis.
Pasa awalnya, Zoey merasa risih akan tindakan yang dilakukan Veer, hingga akhirnya Zoey tertarik pada laki-laki yang terlihat culun dan menurutnya cara berpikir Veer sangat aneh. Setiap hari, Veer selalu memberikan tumpangan pada Zoey untuk menjadi pengemudi ke tempat kencan perempuan yang dikagumi itu.
Film ini menggambarkan sosok perempuan (Zoey) yang hidupnya dihabiskan untuk ke bar atau sejenisnya; bersenang-senang dengan banyak laki-laki yang tak dikenal demi mendapatkan uang. Ini memang sisi negatif dari filmnya karena (mungkin) tidak ada pilihan lain bagi perempuan sepertinya yang sejak kecil dituntut untuk tidak bergantung pada orang lain oleh ibunya. Karena ibunya tidak ingin anaknya menderita sepertinya. Menikah dengan laki-laki sederhana dan hidup apa adanya; merasa uang adalah segalanya.
Namun, di luar dari sisi negatif dari film ini, sisi positifnya adalah si kupu-kupu malam ini tidak ingin hidupnya terus-terusan seperti itu, hingga pada akhirnya, sekelam apa pun hidup seseorang; ia pasti bisa menemukan pekerjaan yang lebih baik jika ingin mengubah nasibnya. Ibunya pun bangga akan hal itu.
Bukankah dalam surat Ar-Ra'd, Allah berfirman, "... sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri ...?"
Penonton juga disuguhkan oleh kisah cinta paralel yang disampaikan oleh Randeep Hooda (Raghu). Sosok laki-laki yang asyik sebagai dongeng cinta untuk Zoey, tetapi berubah menjadi kisah peringatan tentang perselingkuhan dan bahayanya. Raghu dan Zoey justru memiliki lebih banyak chemistry daripada pasangan yang dicintai.
Terlepas dari sisi gelap dari film ini, setidaknya ada pelajaran tentang hidup yang bisa kita lihat. Saya tidak menyetujui adanya kesalahan yang (sengaja) dilakukan hanya karena ia terlalu ego dalam menentukan hidupnya.
Menurutnya, melupakan masalah dengan minum alkohol dan bersenang-senang dengan banyaknya laki-laki adalah hal yang benar. Apalagi ibunya yang selalu ingin anaknya mandiri. Tapi jalan yang ditempuh oleh perempuan malang ini malah berbelok. Hingga pada akhirnya ia menemukan jalan lurus yang memang dinantikan selama ini.
Saya tidak mau merekomendasikan film ini kepada mereka yang tidak memahami sisi positifnya. Yah, memang saya akui; film ini sedikit vulgar dari segi prilaku dan pakaian. Kali ini saya agak spoiler sih membuat resensi filmnya karena khawatir film ini ditonton oleh anak-anak yang belum bisa memahami mana yang baik dan buruk.
Untuk itu, tonton jika ingin dan jangan tonton jika khawatir terjerumus. Tidak perlu diperdebatkan untuk memboikot filmnya atau memaki orang-orang yang terlibat di dalam film ini. Ambil yang baik, buang yang buruk. Karena kita hidup memang selalu dihadapkan dengan sebuah pilihan; tinggal pilih, mau yang baik atau buruk. Jangan lupa awasi anak-anak kita agar tidak salah jalan.
Lampung, 19 Juli 2020
Irma Dewi Meilinda
(Writerpreneur)
0 Response to "Resensi Film Love Aaj Kal (2020) | Khusus 17+"
Posting Komentar