-->

Dear Mantan: Terima Kasih, Ya!


Darimu, aku belajar hidup sederhana dan menjadi orang yang mandiri. Aku tahu bagaimana sehari tidak makan setelah mengenalmu. Karenamu, aku jadi terbiasa dengan hidup sederhana. Sejak kecil, aku tidak pernah hidup susah. Tidak makan sehari saja, pasti mengeluh. Berjalan kaki pun tidak dengan jarak yang sangat jauh, tapi ketika bersamamu, aku mampu menempuh jarak jauh dengan berjalan kaki.

Dari kecil, hidupku serba berkecukupan, tidak pernah mengalami kekurangan apa pun. Uang selalu di dapat dengan mudah. Ke mana-mana pun diantar dengan mobil atau motor pribadi, naik ojek dan angkot ketika masih sekolah.

Aku sadar, tak selamanya kita hidup berada di atas. Tak selamanya menikmati apa yang kita miliki saat ini, karena semua adalah titipan dari Allah. Dunia hanya sementara, akhirat adalah selamanya. Terima kasih telah mengajarkanku banyak hal tentang hidup. Tidak perlu hidup mewah untuk merasa sempurna. Tidak perlu jalan ke tempat-tempat yang agak berkelas untuk terlihat bahagia. Karena cinta kita sederhana, jadi kita mengimplementasikannya dengan cara yang sederhana juga.

Dan inilah yang membuatmu selalu mencintai dan ingin menghalalkanku. Menerimamu apa adanya, bukan cuma kamu tapi aku pun menerima baik dan buruk keluargamu. Karena pasangan yang baik adalah dia yang mau menerima pasangannya dan keluarganya dengan tulus. Keluargamu adalah keluargaku. Mencintaimu dan memilikimu adalah anugerah terindah yang aku miliki.

Mencari laki-laki kaya yang bisa membahagiakan lahir itu mungkin banyak, tapi mencari laki-laki yang sederhana (maaf, ekonomi standar) dan bisa buat bahagia lahir-batin itu sangat langka.

Tidak perlu mencari yang sempurna karena kesempurnaan itu hanya milik Allah. Mencintai apa adanya itu lebih kepada menerima pasangan kita karena Allah. Carilah seseorang yang bangga dan bahagia memilikimu, yang akan lakukan apapun hanya bersamamu. Cinta itu tidak memandang status, atau harta tapi bagaimana kita bisa nyaman bersama orang yang kita cintai. Bahkan cinta pun harus saling mengerti dan percaya satu sama lain, sebab itu kunci hubungan yang bahagia. Hidup ini bukan hanya mencari yang terbaik, namun lebih kepada menerima kenyataan bahwa kamu adalah kamu, tidak bisa menjadi orang lain. Jadilah diri sendiri. 

Pelajaran dalam hidup yang harus kita syukuri adalah bisa menerima pasangan apa adanya, jangan ada apanya. Uang tidak menjamin kebahagiaan walau kita hidup butuh uang. Karena kata mamaku, ujian untuk perempuan dalam sebuah hubungan adalah ketika laki-laki tidak memiliki uang, adakah yang mau menerimanya dengan segenap hati? Percaya saja sama Allah yang memberikan kita rezeki. Dan ujian untuk laki-laki adalah ketika dia memiliki banyak uang, karena banyak perempuan PENGGODA yang ingin MENGHANCURKAN hubungan orang lain. Jangankan yang belum menikah, yang sudah menikah pun banyak yang rumah tangga hancur karena orang ketiga.

Maka dari itu, hubungan akan bertahan—tergantung dari kedua pasangan itu. Mampukah mereka membentuk keluarga SAMAWA? Jagalah hubungan yang kita jalani saat ini, agar orang lain tidak bisa menghancurkannya. Apalagi saat pasangan tersebut bertengkar, pasti ada beberapa yang memanfaatkan pertengkaran itu.

Bukan soal siapa yang salah atau benar. Tidak memojokkan atau merasa dipojokkan, karena melihat dengan mata telanjang terkadang tak bisa dipastikan kebenarannya. Tapi melihat dengan mata hati dan analisa yang kuat, sering tepat. Setiap orang ada salah, memang. Selagi permohonan maaf itu tulus dan bisa dipertanggungjawabkan, kesempatan bisa diberikan. Allah selalu menunjukkan mana yang baik dan buruk, mana kejujuran dan kebohongan, tinggal manusianya saja yang berpikir; ingin menerima fakta dengan ikhlas atau berhalusinasi dengan imajinasi yang akan membuatnya gila sendiri. Tidak ada yang salah dalam takdir, tapi terkadang ada sebagian orang yang salah menafsirkan sesuatu. 

Aku tak tahu kapan kamu akan melingkarkan cincin pernikahan padaku. Aku tak tahu kapan hari bahagia itu akan tiba. Aku pun tak tahu apakah kita berjodoh atau tidak. Karena yang aku tahu, aku pasrahkan semuanya kepada pemilik hati ini (Allah). Apa pun keputusan dari-Nya kelak, pasti itu yang terbaik untuk kita. Kan kusebut selalu namamu dalam setiap dedoa yang kupanjatkan. Sajadah menjadi saksi kesetiaanku padamu. Meskipun aku tak tahu takdir ke depannya akan seperti apa. Yang kutahu, perjuanganmu meluluhkan hati ini pun cukup panjang hingga akhirnya aku bisa move on dari dia. Berkali-kali ditolak, tapi kami tidak menyerah.

Sifat keras kepalamu yang membuat diri ini seakan lemah. Tak terpikir sedikitpun, kita bisa sejauh ini melangkah. Kesungguhan yang kamu ucapkan di depan keluarga, membuat hati ini luluh. Besarnya rasa cintamu yang tidak bisa orang mengerti. Hanya aku yang tahu, bagaimana cara kamu mencintai, menyayangi dan memperhatikanku. Meski terkadang, ego seringkali membuat kita bertengkar--namun hubungan tak bisa hancur begitu saja. Karena hati yang selalu kamu jaga.

Jodoh tak pernah ke mana, jika saling mendoakan dan serahkan takdir pada-Nya, insya Allah diberikan yang terbaik. Karena lelaki yang serius adalah dia yang datang membawa keluarga untuk meminang, bukan menebar janji.

Aku tak pernah mengira hubungan kita bisa sejauh ini. Meski ada beberapa orang yang berusaha merusak hubungan kita, kalau jodoh tetap saja disatukan.

Tahun 2011 kita sama-sama kuliah di Teknokrat. Dan saat baru masuk kuliah, kamu memang terus meyakinkan aku bahwa tidak perlu menatap masa lalu. Kamu bersedia menemaniku hingga ajal menjemput. Tapi kala itu aku belum yakin akan hati ini dan belum bisa menerima cinta baru. Kita juga sering debat di kelas saat presentasi. Sering berantem meski hal-hal kecil sekalipun (sampai sekarang sih).

Awal tahun 2012 tepatnya sekitar bulan Januari, aku masuk rumah sakit. Kamu datang menjenguk. Air mata haru menetes di pipi. Padahal, berkali-kali aku menolakmu. Tapi perjuanganmu meluluhkan hati ini membuatku terharu, Aa.

Hingga pada akhirnya, tanggal 27 Oktober 2012—aku yakin dan menerimamu dengan sepunuh hati. Kita yang selalu bersama dalam suka dan duka. Bahkan ketika pasangan di luar sana boncengan naik motor, naik mobil, apalah kita yang dulu hanya bisa jalan kaki dan naik angkot serta bis trans. Aku wisuda pun kamu hadir, padahal lagi banyak kerjaan di kantor.

Sampai pada akhirnya kamu datang dengan menguatkan tekad, mengumpulkan keberanian untuk meminangku kepada ayah.

Bulan Februari 2018, kamu dan keluarga datang dengan maksud menyatukan dua keluarga. Terima kasih, Aa. Semoga kita bisa melalui ujian dalam hubungan ini. Pasang dinding pertahanan agar tidak mudah roboh, bahkan badai pun tak mampu menghancurkan rumah yang telah lama kita bangun. Bismillahirrahmanirrahiim, sakinah bersamamu.

Aku dan semua keluarga tahu banget bagaimana perjuanganmu untukku. Bagaimana besarnya rasa cintamu padaku. Kita sudah menjalani asam-garam kehidupan bersama-sama. Bahkan badai pun berusaha menerjang. Namun, itu tak dapat menggoyahkan iman. Apalagi membuat keretakan dalam hubungan kita. Karena kekuatan cinta dari orang yang saling mencintai itu benar-benar terlindungi. Tentunya hubungan kita atas restu dari orang tua.

Sejauh apa pun jarak, doa pasti akan sampai jika saling mendoakan. Tinggal sedikit lagi, doaku selalu bersamamu. Hanya sajak yang bisa kutuangkan untuk meluapkan segala rasa yang menggebu. Memelukmu lewat doa yang selalu kulakukan setiap hari.

Ini bukan tentang seberapa lama kita bersama, tapi sejauh mana kita bisa bertahan untuk mempertahankan hubungan yang telah kita jaga selama ini. Jarak jauh adalah cara terbesar untuk menguji kesetiaan seseorang. Dan sejauh ini hubungan kita masih baik-baik saja. Semoga selalu demikian. Hanya orang kuat yang bisa bertahan dengan hubungan jarak jauh seperti kita. Masih setia menantimu yang saat ini sedang berjuang untuk masa depan kita.

Terima kasih sudah menemaniku sampai saat ini, bahkan mama Nining (ibu yang melahirkanmu) pun selalu menjadi penengah dalam pertengkaran kita. Aku menjadi wanita sempurna sejak kamu mampu mengobati luka itu. Entah mengapa, yang terjadi dulu membuat aku masih trauma. Semoga kamu tidak menghancurkanku seperti seseorang di masa lalu. Semoga impian kita segera terwujud, aku selalu menunggumu menjemputku sayangku.

Inilah kita yang saling menjaga hati dan kepercayaan. Apalagi mendapatkan restu dari masing-masing keluarga. Karena dalam sebuah hubungan, dibutuhkan komitmen yang kuat—terutama sebuah KEPERCAYAAN. Pun saling mendukung dalam keadaan apa pun. Hubungan juga harus didasari kejujuran, karena itu akan membawa kita pada kebahagiaan. Hubungan yang di dasari kejujuran, kepercayaan dan saling mencintai adalah hubungan yang benar-benar akan selalu utuh. Meskipun orang ketiga ingin berusaha masuk, tapi jika hati telah terkunci hanya untuk satu orang saja maka tidak ada yang bisa menghancurkan hubungan tersebut.

Dalam hidup, kita memang diberi banyak ujian, sampai kelak mendapatkan kebahagiaan yang pantas kita dapatkan. Berdoa, berusaha dan bersyukur. Usaha tak pernah mengkhianati hasil. Sudah terbiasa melalui lika-liku kehidupan bersama dan kali ini pun kita pasti bisa. Yang terpenting adalah selalu bersyukur. Tetap semangat, Sayang! Innallaha ma'asshobiriin.

Melihatmu selalu tersenyum dan tertawa lepas, sungguh membuatku merasa bahagia. Apa pun masalah yang kita hadapi, tetap tenang dan berpikir positif terhadap-Nya. Ujian dari-Nya pasti bisa terlewati dengan akhir yang baik. Selamat menikmati proses untuk kita berdua.

Aku tidak pernah berharap mendapatkan laki-laki shaleh karena diri ini pun jauh dari kata shalehah. Tapi, telah kutemukan laki-laki sepertimu yang bisa merubah diri ini menjadi lebih baik. Sebab, dirimulah yang akan menyempurnakan agamaku. Aku hanya ingin bertanya, 'jika aku berjanji untuk tetap tinggal dan mendukungmu saat kau berjuang, akankah kau berjanji untuk tetap setia di saat kau berhasil?'

Kutelah berjanji akan selalu sabar menanti, tapi berjanjilah untuk tetap setia dalam jarak ini. Sampai tiba saatnya kita dipersatukan dalam ikatan yang halal, tetaplah mencintaiku sampai kematian yang memisahkan. Mencintaimu dengan cara yang diridhoi Allah. Itu akan lebih mendekatkan diri kepada-Nya dan mempererat hubungan kita. 

Kita bersama bukanlah sebuah pilihan, tapi berani berjuang bersama. Tidak ada alasan bagiku mengapa cinta ini tumbuh, sebab kenyamanan hati dan komitmen untuk tetap bersama adalah bagian dari bahagia. Meski banyak pihak-pihak yang berusaha merusak kebahagiaan kita, namun hati tak pernah berubah. Akan tetap sama.

"Suasana hati itu seperti cuaca, kadang bisa berubah-ubah. Tapi hati yang setia tidak akan pernah mengkhianati."

Jika bicara soal jarak, aku lebih memilih diam daripada banyak bicara yang melahirkan prasangka buruk. Tersebab, tak ingin terciptanya badai dalam hubungan kita. Hanya orang kuat dan sabar yang bisa menjalani hubungan jarak jauh. Namun, baik hubungan jarak jauh atau dekat—dibutuhkan kepercayaan, kesetiaan dan kejujuran di dalamnya. Karena ketiga itulah kunci untuk memeroleh kebahagiaan. Kita bertahan dan saling menguatkan untuk menjadikan hubungan yang seharusnya. Semoga tidak ada mata jahat yang mengganggu hubungan ini.

Kukira rindu itu menyenangkan, ternyata tidak. Tapi kau tahu, aku menyukai cinta yang sekarang, lebih menyatukan hubungan kita kepada-Nya. Dan tidak membiarkan mereka yang suka berpikir negatif tentang kita. Pun lebih bisa berpikir dewasa daripada mementingkan ego layaknya remaja jatuh cinta. Seperti apa yang dikatakan oleh Mba Dewi Perssik bahwa, "mencintai itu berbicara tentang pengorbanan, komitmen, kedewasaan, keikhlasan dalam saling membangun dan melengkapi. Bukan tentang tuntutan dan tuntutan."

Terkadang jalan kita memang berbeda, tapi selama tujuan kita sama–insya Allah akan berjumpa pada waktu yang tepat. Dan meskipun banyak badai yang kita lalui dalam sebuah hubungan, jika kita melaluinya bersama-sama dan yakin akan cinta serta kekuatan doa. Allah akan permudahkan jalan untuk kita. Ketahuilah, rasa sayang ini mengalahkan amarahku. Kucintamu karena-Nya.

Tetaplah dalam hijrah yang kita jalani saat ini. Tidak ada kata terlambat untuk merubah diri menjadi lebih baik.  Tapi jangan sampai merubah diri menjadi orang lain. Hingga hari bahagia itu tiba. Aku dan kamu menjadi kita untuk selamanya. Semangat untuk perjuanganmu dalam menjemputku.

Artikel ini pernah aku tulis pada 5 April 2019 yang berjudul "Surat Cinta untuk Calon Imamku." Yang kemudian aku potong bagian kisah kita dan kubagikan kembali dengan judul berbeda.


Hingga pada akhirnya, semua rencana berubah dan harapanku hancur begitu saja pada tanggal 4 April 2020 saat kamu khianati janji-janji padaku bahkan pada kedua orang tuaku. Bukan aku perempuan yang akhirnya kamu nikahi, melainkan orang lain. Perempuan yang membuat hubungan kita menjadi retak. Hubungan yang terjalin lama, tujuh tahun bersama; tak menjamin akan berakhir bahagia. Kukira mimpi buruk ketika mendapat kabar bahwa kamu akan menikah dengan perempuan lain, ternyata itu kenyataan yang harus kuterima. Ini benar-benar pelajaran berharga dalam hidupku agar tidak lagi terjebak pada jodoh orang lain.

Terima kasih untuk luka yang kamu berikan. Semoga bahagia dengan pilihanmu dan Allah berikanku jodoh yang terbaik untukku, agama, dan keluargaku. Karena sejak hubungan kita renggang, aku terus berdoa untuk diberikan yang terbaik sama Allah dan dijauhkan denganmu jika kita ditakdirkan bukan untuk bersama. [IDM/PM]

0 Response to "Dear Mantan: Terima Kasih, Ya!"

Posting Komentar