-->

RESENSI FILM JAWAANI JAANEMAN (2020)


Jawaani Jaaneman adalah sebuah film drama berbahasa Hindi (India) yang disutradarai oleh Nitin Kakkar. Film ini dibintangi oleh Saif Ali Khan, Alaya Furniturewala, dan pemeran pendukung lainnya. Film ini ditulis oleh Hussain Dalal dan Abbas Dalal.

Film yang dirilis pada tanggal 31 Januari 2020 ini diproduksi oleh Pooja Entertainment, Black Knight Films, Northern Lights Films dengan produser-produser terbaik yaitu Jackky Bhagnani, Deepshikha Deshmukh, Saif Ali Khan, dan Jay Shewakramani. Distributor film ini adalah Pen Marudhar Entertainment.

Sinopsis


Jawaani Jaaneman bercerita tentang seorang pria berjiwa bebas yang berusia 40 tahun bernama Jaswinder Singh atau Jazz (Saif Ali Khan). Ia bekerja sebagai seorang broker properti di perusahaan broker yang didirikannya bersama saudara laki-lakinya, Dimpy. Selain berkeliaran untuk mencari pembeli, pada malam hari Jazz berkeliaran di klub malam milik sahabatnya, Rocky (Chunky Panday) dan mengencani banyak gadis. 

Jazz dan Dimpy harus menegosiasikan kesepakatan bernilai jutaan poundsterling yang melibatkan sebuah properti di Hounslow, tetapi pemiliknya yang bernama Malika (Kamlesh Gill) menolak untuk berpisah dengan rumah tersebut dan usahanya yang berulang kali meyakinkan Malika tidak pernah berhasil.

Suatu malam, Jazz bertemu Tia (Alaya Furniturewala), seorang gadis berusia 21 tahun yang berasal dari Amsterdam dan datang ke London untuk beberapa pekerjaan pribadi. Jazz memiliki ketertarikan dengan Tia dan mengajaknya pindah ke apartemen Jazz untuk lebih dekat. Tia mengatakan kepadanya bahwa ia sedang dalam pencarian untuk menemukan ayah biologisnya. Jazz bahkan tidak percaya ketika Tia berkata bahwa Jazz adalah salah satu dari tiga pilihan yang mungkin ayahnya berdasarkan bukti foto bersama ibunya.

Jazz menolak kenyataan yang baru saja didengar  dari Tia. Awalnya Jazz menolak untuk melakukan tes DNA, tetapi dengan terus memohon, Tia akhirnya berhasil membuat Jazz setuju untuk melakukan tes DNA agar tahu kebenarannnya. Ketika hasilnya tiba, terungkap bahwa Tia adalah putri Jazz bahkan Jazz dikejutkan informasi kalau Tia juga dinyatakan hamil.


Hari-hari berikutnya, Tia tinggal bersama Jazz untuk menghabiskan waktu bersamanya, meskipun awalnya Jazz menolak mengakui Tia, akan tetapi Jazz memberi izin Tia melahirkan dengan pengawasannya.

Suatu malam, Dimpy dan orang tua mereka mengunjungi rumahnya. Meskipun Jazz memperingatkannya agar tidak melakukannya, Tia merangkul semua orang. Tia gembira memberi tahu Jazz bahwa dia datang mencari ayah tetapi malah menemukan keluarga. Tia juga meyakinkan Malika untuk menyetujui kesepakatan properti dan berpisah dengan rumahnya tetapi dengan syarat bahwa pohon willow yang telah dirawat sejak kecil tidak akan pernah dirusak atau apalagi ditebang. Malika juga meminta izin untuk mengunjungi pohon tersebut jika dia merindukannya. Jazz pun setuju.

Review


Tidak ada yang salah dalam sebuah hubungan, hanya saja—setiap orang memilih jalan hidup yang berbeda-beda. Kita tidak akan pernah bisa kembali pada masa lalu, tapi bisa memperbaiki kesalahan tersebut untuk masa depan yang lebih baik. Cukup rumit, memang. Namun, orang yang mengaku salah dan mau memperbaiki diri itu jauh lebih baik daripada yang berlalu begitu saja dan melupakan tanggung jawabnya serta bersikukuh untuk terus mengulang kesalahan yang sama.

Nikah itu bukan untuk diburu-buru. Emang lagi lomba? Jangan cepat-cepat juga. takut nabrak. Bahaya! Orang belum nikah juga bukan karena tidak ingin menikah, tapi memang belum waktunya. Walau kita ingin tapi kata Allah belum, ya belum. Bukan tidak ada usaha, apalagi doa tapi kembali lagi, yang menentukan itu Allah. Manusia hanya berusaha. sisanya serahkan sama Allah.

Ada sisi positif dan negatif dalam setiap cerita yang ditampilkan sebuah film, maka ambil yang baik dan jangan tiru hal yang tak baik. Sisi negatifnya, kehidupan malam si lelaki yang sudah terbiasa dengan lampu disko dan perempuan-perempuan yang menemaninya secara bergantian. Namun sisi baiknya, dia tipikal pekerja keras. Bagaimanapun juga, kalau misal dilihat dari segi agama namanya istidraj.

Kali ini agak spoiler, sih ya aku resensi filmnya, tapi yang jelas—banyak pembelajaran yang bisa kita dapatkan dari film ini. Film ini tidak direkomendasikan bagi anak-anak yang belum cukup umur. Namun, untuk yang mengalami kisah yang sama, film ini bisa jadi sebuah renungan. Semoga Allah selalu menjaga kita dari hal yang tak disukai-Nya (larangan-Nya).

Lampung, 10 Oktober 2020

Salam Pena Kreatif
Irma Dewi Meilinda

0 Response to "RESENSI FILM JAWAANI JAANEMAN (2020)"

Posting Komentar