-->

Gotong Royong Mempersatukan Bangsa untuk Indonesia Lebih Baik

Ilustrasi by Asnawi M.S dalam buku "Pah, Gham Bubahasa Lampung!"


Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara kepulauan. Sebagaimana peraturan dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia. Di mana kedaulatan negara Republik Indonesia di wilayah perairan meliputi laut teritorial Indonesia, perairan kepulauan, dan perairan pedalaman. Negara kepulauan sendiri adalah negara yang seluruhnya terdiri dari satu atau lebih kepulauan dan dapat mencakup pulau-pulau lain. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki keberagaman; baik itu suku, budaya, adat istiadat, ras, agama atau kepercayaan, dan antar golongan.

Indonesia terdiri atas berbagai macam suku bangsa dan budaya yang berbeda-beda, tapi tetap dalam satu wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Keberagaman tersebut merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa, sehingga kita wajib mensyukurinya. Kita tidak boleh merendahkan suku bangsa lain dan menganggap suku bangsa sendiri sebagai suku bangsa yang terbaik.

Lampung sendiri bagaikan peta mini di Indonesia karena semua suku dan agama bisa ditemukan di provinsi Lampung. Agama yang diakui di Indonesia ini ada 6 (enam) yaitu Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Budha, Hindu, dan Kong Hu Cu. Namun, Indonesia sendiri punya semboyan yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang bermakna; meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap satu kesatuan.

Itu sebabnya kita harus saling menghargai dan menghormati agama, suku, ras dan kepercayaan orang lain. Setiap agama memiliki tempat ibadah masing-masing. Islam memiliki masjid, Kristen Katolik dan Protestan beribadah di gereja, Budha di Vhihara, Hindu di Pura, sedangkan Kong Hu Cu di Li Tang/Klenteng. Begitu juga dengan kitab yang menjadi pedoman hidup bagi setiap agama. Islam memiliki Alquran, Kristen memiliki Al Kitab (Injil), Budha memiliki Tri Pitaka, Hindu memiliki Weda, dan Kong Hu Cu memiliki Si Shu Wu Ching.

Toleransi di Indonesia harus kita tegakkan untuk menumbuhkan kebersamaan dengan memberikan manfaat bagi perkembangan dan kemajuan bangsa. Sehingga terwujudnya tujuan Indonesia untuk mempersatukan bangsa. Maka, sebagai warga Indonesia yang baik, kita harus menghormati perbedaan tersebut untuk menyatukan visi dan misi dalam sumpah pemuda yang digaungkan setiap tanggal 28 Oktober.

Walaupun ada dampak negatif dari keberagaman yang ada, jika bersama-sama dalam memperjuangkan kemerdekaan untuk mewujudkan cita-cita negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur; maka harapan pahlawan dan presiden Indonesia terdahulu pasti akan terwujud. Apalagi hal ini sudah tertuang dalam UUD dan Pancasila 1945.

Dalam keluarga dan lingkungan sekitar saya sendiri, banyak perbedaan yang terjadi, bukan saja berbeda pendapat, melainkan suku, budaya, adat istiadat, ras, bahkan agama atau kepercayaan, dan antar golongan. Namun, kami tetap bersatu agar tidak terpecah belah oleh pihak mana pun yang akan menghancurkan hubungan persaudaraan.

Apalagi keberagaman di wilayah Indonesia ini dampak negatifnya dapat menyebabkan perpecahan bangsa (disintegrasi). Karena sejarah telah membuktikan bahwa Indonesia pernah menghadapi persoalan adanya daerah yang ingin memisahkan diri dari NKRI, yakni Provinsi Timor Timur. Hal ini dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Bagaimana wilayah Timor Timur memisahkan diri dari Indonesia pada tahun 1999 dan menjadi negara Timor Leste. Padahal keberagaman tersebut membuat warna tersendiri bagi masyarakat dalam menghormati dan menghargai perbedaan.

Konflik yang sering terjadi inilah yang menjadi tantangan besar kita sebagai bangsa Indonesia untuk menciptakan kerukunan antar suku, pemeluk agama, dan kelompok-kelompok sosial. Sehingga upaya untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan NKRI dapat kita raih dengan cara gotong royong dalam kegiatan sosial-budaya. Hal inilah yang akan memperlihatkan karakter masyarakat Indonesia untuk saling menghormati berbagai perbedaan suku, ras, agama, dan antar golongan. Maka, yang memiliki peran penting dalam mempersatukan bangsa bukan hanya dari pemerintah saja, melainkan masyarakat harus bisa bekerja sama untuk menciptakan suasana kehidupan beragama yang harmonis.

Ini cara saya untuk merawat kebersamaan, toleransi, dan keberagaman. Bagaimana cara kamu? Kabarkan atau sebarkan pesan baik untuk merawat kebersamaan, toleransi, dan keberagaman kamu dengan mengikuti lomba “Indonesia Baik” yang diselenggarakan oleh KBR (Kantor Berita Radio). Syaratnya, bisa Anda lihat di sini http://bit.ly/IndonesiaBaikKBR.

Lampung, 02 Oktober 2021
Irma Dewi Meilinda
(Writerpreneur, Content Writer, etc)

Referensi :
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1996 Tentang Perairan Indonesia.
Meilinda, Irma Dewi. 2019. Pah, Gham Bubahasa Lampung! untuk SD/MI Kelas 4. Bandung : CV. Wahana IPTEK Bandung.
http://repositori.kemdikbud.go.id/10926/. Diakses pada tanggal 02 Oktober 2021 pukul 17.28 WIB.

0 Response to "Gotong Royong Mempersatukan Bangsa untuk Indonesia Lebih Baik"

Posting Komentar