-->

Merawat Tradisi Desa Palembapang

Judul : Merawat Tradisi Desa Palembapang
Penanggung Jawab : Herly Marjoni
Penanggung Jawab Program : Diana Efriyanti
Penanggung Jawab Teknik : Mukhlis Karyawan Putra
Produser : Jonizar
Kameramen : Arafik dan Gemi Syarli
Audioman : Sisnawan
Pilot Drone/Editor : Pandu S. Pinandito
Penulis Naskah : Irma Dewi Meilinda
Pengarah Acara : Sufi Fatimah
Ass. Pengarah Acara : Diah Septiana
Pengemudi : Rizky dan Robi
Unit Manajer : Wiwit Fitriah
Produksi : TVRI Lampung
Tanggal Rilis : 22 Agustus 2021 jam 8.00 WIB di TVRI
Pemeran : Reza Mardian (sebagai Reza), Indra Jaya (sebagai Indra), Debi Zarki (sebagai Nino), Abi Fadilah (sebagai Yudi), Fitra Gama (sebagai Pak Jaylani), Iskandar (sebagai Pak Kandar), Rohili (sebagai Tamong Mandok), Maimunah Ja'far (Induk Nino)


Sinopsis

Alkisah tentang empat orang anak bernama Nino, Yudi, Indra, dan Reza yang tinggal di sebuah desa bernama Desa Palembapang. Masyarakat di tempat tinggal mereka masih menjaga tradisi peninggalan dari nenek moyang dulu kala, salah satunya adalah permainan musik tradisional yaitu gambus dan kentungan.

Pada suatu hari, saat ke empat anak ini sedang berjalan di sebuah hutan, Nino kepikiran tentang peringatan hari Kemerdekaan Indonesia yang sudah satu tahunan tidak dilaksanakan karena adanya wabah covid-19. Mereka berempat pun merencanakan sesuatu hal untuk merayakannya. Kemudian, mereka melihat ada Pak Jailani yang sedang memanjat pohon. Nino mengajak teman-temannya untuk menemui Pak Jailani, tetapi niatnya dipatahkan oleh Reza karena melihat pelepah kelapa yang berserakan di bawah pohon kelapa yang sedang dinaiki oleh Pak Jailani. Reza mengajak teman-temannya untuk bermain tarik-tarikan menggunakan pelepah kelapa tersebut. Nino yang tidak mau karena khawatir pelepah kelapa tersebut akan digunakan oleh Pak Jailani, terus menasihati. Begitupun Yudi yang takut dimarahi karena permintaan Reza. Namun Reza tetap keukeh ingin bermain walaupun tidak dengan Nino dan Yudi. Sedangkan Indra, sangat setuju karena sama jahilnya dengan Reza.

Akhirnya Nino dan Yudi pun menyetujui. Mereka bermain sampai Pak Jailani turun dari pohon kelapa dan menghampiri mereka. Wajah mereka pucat, takut. Berhubung Pak Jailani orang yang baik hati, dia tidak memarahi anak-anak karena teringat masa kecilnya dulu. Anak-anak dinasihati sampai diajarkan cara membuat ikat kepala menggunakan daun pelepa kelapa, serta sejarah 1 Maret 1949 tentang terjadinya serangan umum. Anak-anak meminta maaf dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi.

Setelah itu, anak-anak pulang, tetapi di perjalanan mereka justru bertemu dengan Pak Kandar yang sedang menebang bambu. Ternyata bambu tersebut akan dibuatkan alat musik kentungan. Anak-anak pun antusias membantu dan ingin tahu bagaimana cara membuatnya. Pak Kandar mengajak anak-anak ke tempat Tamong Mandok. Di sanalah mereka membuat alat musik kentungan. Sedangkan Pak Mandok, asyik memainkan alat musik gambus.

Setelah alat musik kentungan selesai dibuat. Anak-anak diajarkan oleh Pak Kandar dan Tamong mandok cara memainkan alat musik kentungan dan gambus. Mereka sangat senang akan hal ini. Di sini Pak Mandok menjelaskan sejarah tentang alat musik tradisional Lampung, khususnya Gambus dan Kentungan. Akhirnya setelah mengetahui hal tersebut, mereka berjanji akan merawat tradisi yang ada di desanya.

Karena sudah sore, anak-anak pulang. Nino mengajak teman-temannya ke rumah dia. Di sana ada Induk Nino yang sedang memasak gulai rebung. Mereka pun membantu dan menyantap makanan tersebut dengan lahap. Lalu setelah kenyang, mereka berpamitan bermain meriam bambu atau masyarakat di desa mereka lebih mengenal istilah jeduman.

Keterangan :
Juara II dalam Penghargaan Anugerah Gatra Kencana 2021 TVRI Nasional
Pemenang Bulanan Kategori Anak Indonesia "Agustus 2021"

0 Response to "Merawat Tradisi Desa Palembapang"

Posting Komentar