-->

Peran Anak Muda dalam Mitigasi Perubahan Iklim

Source Image : BMKG

Menurut WHO, perubahan iklim memengaruhi determinan sosial dan kesehatan. Suhu yang semakin meningkat dapat mengakibatkan meluasnya tempat perindukan vektor dan hewan pembawa penyakit. Paparan suhu tinggi yang ekstrem juga bisa meningkatkan risiko dehidrasi. Bahkan, mengakibatkan kematian langsung yang diakibatkan sengatan panas (heat stroke), terutama pada lansia.

Dalam KTT Bumi di Rio de Janeiro tahun 1992, Indonesia menjadi salah satu negara yang menyepakati Konvensi PBB tentang Perubahan Iklim (United Nations Framework Convention on Climate Change). Sebagai tindak lanjut, Indonesia menerbitkan UU No. 6 Tahun 1994 tentang Ratifikasi Konvensi Perubahan Iklim yang berisikan 3 (tiga) hal utama, yakni : (1) tercapainya stabilitas konsentrasi emisi Gas Rumah Kaca pada tingkat yang aman; (2) adanya tanggung jawab bersama sesuai kemampuan (common but differentiated responsibilities), dan (3) negara maju akan membantu negara berkembang (untuk masalah pendanaan, asuransi, dan alih teknologi).

Dikutip dari situs bola.com, efek rumah kaca mampu menghangatkan bumi hingga rata-rata 59 derajat fahrenheit atau 15 derajat celcius, sehingga membuat kehidupan di bumi menjadi lebih baik dan layak huni. Menurut Asosiasi Energi New Mexico, America Serikat—efek rumah kaca adalah kejadian di mana panas di bumi terperangkap karena terhalang oleh gas emisi seperti karbon dioksida pada atmosfer. Gas emisi tersebut kebanyakan berasal dari asap kendaraan dan pabrik, serta kebakaran hutan.

Sebenarnya, gas-gas tersebut diperlukan agar Bumi tidak terlalu dingin, akan tetapi sejak revolusi industri, gas-gas seperti karbon dioksida, methana, dan gas berbahaya lainnya menjadi makin bertambah di atmosfer sehingga konsentrasinya makin meningkat akibat ulah manusia.

Source Image : BMKG

Menilik kondisi di atas, seharusnya semua pihak ikut serta untuk mengambil peran dalam upaya pengendalian perubahan iklim, salah satunya generasi muda Indonesia. Pemuda memiliki peranan yang tidak kalah penting dalam pencapaian target pemerintahan. Karena di masa depan, para generasi muda inilah yang memegang peranan dalam melakukan aksi dan kontribusi bagi mitigasi perubahan iklim, khususnya dampak dari efek rumah kaca yang akan mengakibatkan naiknya suhu permukaan Bumi, mencairnya es di kutub, rusaknya ekosistem, naiknya ketinggian permukaan air laut, dan meningkatnya keasaman air laut.

Ayo bergerak untuk menanggulangi efek rumah kaca yang berbahaya bagi kehidupan manusia dan lingkungan sekitar; termasuk hewan dan tumbuhan! Cara menanggulangi efek rumah kaca karena dinilai berbahaya dan mengancam kehidupan manusia, yaitu: (1) hemat energi listrik; (2) beralih dari pupuk nonorganik ke pupuk organik; (3) menggunakan bahan bakar ramah lingkungan; (4) mengolah limbah peternakan; (5) menggalakkan reboisasi; dan (6) membatasi penggunaan plastik.

Sudah sepatutnya kita wajib bergerak bersama-sama untuk kebaikan negeri ini. Karena Indonesia dibangun dengan rasa peduli terhadap negara, sebagaimana Sumpah Pemuda yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober. Mari kita sama-sama bersumpah, membuat tulisan yang mengedukasi pembaca untuk bergerak, bukan hanya menjadi pembaca atau penonton saja. Tulisan ini pun bertujuan untuk mengajak pembaca berpikir kritis dan bijak dalam menghadapi sikon yang terjadi di lingkungan sekitar.

Lampung, 04 Oktober 2021
Irma Dewi Meilinda
(Writerpreneur, Bloggers, Script Writer, etc)

Referensi
https://smartcity.jakarta.go.id/blog/91/menuju-jakarta-bebas-banjir. Diakses pada tanggal 04 Oktober 2021 pukul 13.12 WIB.
Mitigasi Perubahan Iklim dalam Mempertahankan Produktivitas Tanah Padi Sawah (Studi kasus di Kabupaten Indramayu). Diakses pada tanggal 04 Oktober 2021 pukul 11.50 WIB dalam situs https://media.neliti.com/media/publications/140476-ID-mitigasi-perubahan-iklim-dalam-mempertah.pdf.

0 Response to "Peran Anak Muda dalam Mitigasi Perubahan Iklim"

Posting Komentar