-->

Resensi Film Teka Teki Tika


Identitas Film

Judul : Teka-teki Tika
Penulis dan Sutradara : Ernest Prakasa
Produser : Chand Parwez Servia, Ernest Prakasa, Reza Servia
Pemeran : Sheila Dara Aisha (Tika), Morgan Oey (Andre Limanto), Dion Wiyoko (Arnold Limanto), Ferry Salim (Budiman Limanto), Jenny Zhang (Sherly Winata), Eriska Rein (Laura Wilona), Tansri Kemala (Jane Mikaila), Ayu Laksmi (Sri Marwati), Whani Darmawan (Arga) Kiki Narendra (Seto Adhi), Dian Sastrowardoyo (Bos Tika), dan pemeran pendukung lainnya
Penata musik : Rooftopsound
Sinematografer : Arfian
Penyunting : Ryan Purwoko
Perusahaan produksi : Starvision Plus, Indie Pictures, Imajinari, Fosa Pictures
Tanggal rilis : 3 Desember 2021 (JAFF), 23 Desember 2021 (Indonesia), 6 Mei 2022 (Disney+ Hotstar)
Durasi : 83 menit
Negara : Indonesia
Bahasa : Indonesia

Sinopsis

Film ini bercerita tentang keluarga bahagia yang hidupnya saling mengisi satu sama lain. Saat sedang merayakan ulang tahun pernikahan bersama keluarga, Budiman (Ferry Salim); seorang pengusaha kaya; tiba-tiba dikejutkan oleh kemunculan seorang perempuan misterius yang mengaku sebagai anak kandungnya yakni Tika (Sheila Dara Aisha). Dibalik pengakuannya, perlahan situasi akhirnya kacau balau dan terjadi perpecahan dalam keluarga. Di balik semua itu, tersimpan sebuah rahasia besar akan identitas Tika.

Resensi Film Teka-Teki Tika

Teka-Teki Tika adalah sebuah film yang ditulis oleh Ernest Prakasa. Di mana dia berusaha keluar dari genre komedi yang menjadi zona nyamannya selama ini. Saat menonton filmnya, mungkin saja penonton berpikir akan menemukan genre thriller atau setidaknya misteri. Sama dengan apa yang saya alami ketika memasuki alur cerita film ini. Namun, ternyata ketika mengikuti dari awal, genrenya membuat saya bingung, entah ke genre komedi, thriller, misteri, bahkan bisa jadi aksi. Entah apa tujuan Ko Ernest membuat genre film yang campuran begini, seolah penonton disuruh menebak-nebak sendiri apa genre utamanya.

Dari segi plot atau adegannya, tidak terlalu memicu ketegangan. Malah membuat bingung. Apalagi momen menegangkan kerap kali dirusak dengan jokes yang tiba-tiba muncul dan menurut saya tidak lucu. Malah garing. Lalu pada akhir cerita, film ini justru seakan menampilkan genre aksi layaknya film-film drama asia.

Saya setuju dengan pendapat di salah satu situs yang mengulas film ini bahwa salah satu faktor yang membuat genre thriller dari film Teka-Teki Tika ini terbilang cukup gagal adalah penokohan karakternya yang kurang kuat. Karena tidak ada satu pun karakter yang berhasil memberikan nuansa mencekam seperti dalam film-film thriller pada umumnya. Tika yang menjadi tokoh utamanya juga kurang memiliki aura misterius dan baru mulai terasa menjelang filmnya berakhir saja. Hal ini sepemikiran dengan saya.

Sangat amat disayangkan, sih! Karena film ini menggandeng jajaran pemain yang merupakan aktor dan aktris ternama Tanah Air, yaitu Ferry Salim, Sheila Dara Aisha, Morgan Oey, Dion Wiyoko, Eriska Rein, Jenny Zhang, hingga aktris pendatang baru, yaitu Tansri Kemala. Walaupun begitu, akting mereka patut diacungi jempol karena sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menghidupkan tokoh pada alur ceritanya. Apalagi tokoh Sheila yang diperankan oleh Tika. Bukan hanya pemainnya yang ada dalam film tersebut saja yang dibuat bingung, siapa sih sebenarnya sosok Tika ini? Kemunculannya benar-benar menjadi teka-teki. Ini bisa jadi poin plusnya.

Selain itu, yang mendukung film ini sehingga mencuri perhatian penonton (termasuk saya) adalah kedatangan Tansri Kemala yang berperan sebagai Jane; pacarnya Andre (diperankan oleh Morgan Oey). Tansri berhasil memerankan karakter Jane yang sangat lugu dan menggemaskan lewat tingkah laku serta gaya berdialognya. Walau jokesnya kadang garing, tetapi ada beberapa dialog dia yang memang sebetulnya menceritakan kebenaran dari rahasia yang tersembunyi.

Plot twist dalam film ini benar-benar menarik ketika memasuki adegan pengungkapan identitas Tika yang sebenarnya. Namun, adegan plot twist paling terakhir dari film ini memang cukup membuka potensi untuk memiliki sekuel. Saya rasa, film ini bisa dilanjutkan ceritanya. Apalagi filmnya penuh dengan sindiran politik. Jarang ada yang berani mengangkat isu politik di zaman sekarang. Sebab, kebenaran selalu saja dibungkam. Yang korupsi semakin merajalela. Yang kaya semakin kaya dan miskin semakin menderita. Dunia semakin paceklik, harusnya dipikirkan bagaimana nasib rakyat biasa, bukan malah sibuk memperkaya diri dari hasil korupsi.

Film ini dirilis pada akhir tahun 2021 yang lalu di bioskop. Karena saya sangat jarang bahkan baru sekali menonton film di bioskop, jadi selalu menonton lewat platform. Bagi yang belum menonton filmnya, bisa tonton di aplikasi Disney+ Hotstar.

Lampung, 16 Juni 2022
Irma Dewi Meilinda

0 Response to "Resensi Film Teka Teki Tika"

Posting Komentar