-->

Resensi Film Kukira Kau Rumah


Resensi

Film Kukira Kau Rumah ini menceritakan tentang seorang gadis pengidap bipolar. Upaya Umay Shahab sebagai sutradara, berhasil membuat sebuah film drama psikologis yang sejauh ini harus kita perhatikan. Sebab, masalah kejiwaan seseorang kerap kali dianggap remeh oleh sebagian orang. Padahal, mereka yang memiliki sakit mental itu hanya butuh seseorang yang bisa dijadikan rumah. Dalam artian, dia butuh pendengar dan pemahaman orang lain ketika dirinya sedang tidak baik-baik saja.

Umay Shahab menulis cerita film Kukira Kau Rumah ini bersama Monty Tiwa dan Imam Salimy dengan mengadaptasi lagu berjudul sama oleh Amigdala. Prilly Latuconsina bukan hanya terlibat untuk memproduksi filmnya, tetapi dia juga menjadi tokoh utama pada film ini. Peran yang dimainkan berhasil mempermainkan emosi penonton. Prilly begitu mendalami peran sebagai Niskala; seorang penderita bipolar yang selalu merasa seperti seekor burung dalam sangkar, tanpa ingin dilepas oleh pemiliknya karena takut kehilangan dan lainnya.

Bagaimana tidak? Ayah Niskala yang bernama Dedi (Kiki Narendra) begitu tahu bahwa anaknya divonis menderita penyakit bipolar, menjadi sangat berlebihan dalam menjaga sang anak. Kala (panggilan akrabnya), jadi berhenti sekolah dan hanya belajar dari rumah (home schooling). Namun, karena ibu Kala yang bernama Mella (Unique Priscilla) tidak tega melihat anaknya sangat depresi, mengizinkan Kala melakukan apa pun yang disukai dengan catatan, harus selalu bersama dua sahabatnya yaitu Dinda (Shenina Cinnamon) dan Oktavianus (Raim Laode). Kala ingin membuktikan kepada ayahnya bahwa dia bisa seperti anak normal lainnya yang bisa dibanggakan. Bagaikan burung yang keluar dari sangkarnya, Kala semakin terbang bebas setelah bertemu dengan Pram (Jourdy Pranata). Hal ini di luar kendali kedua sahabatnya, sehingga mereka terpaksa harus berbohong dengan ibunya Kala.

Belum lagi, sosok Pram yang juga selalu merasa kesepian lantaran kehilangan figur ayah dan ibunya yang begitu sibuk dengan pekerjaan, sehingga tidak pernah memiliki waktu untuk menemani hari-harinya. Setelah bertemu dengan Kala, kehidupannya pun seakan berwarna kembali. Pram dan Kala saling melengkapi karena ketika mereka bersama-sama, semua menjadi baik-baik saja.

Saya pribadi ketika menonton film ini merasakan banget apa yang dirasakan Niskala. Sampai deras air mata. Keinginan Kala, seperti keinginan anak lainnya; hanya butuh rumah untuk tinggal. Ingin terbang ke mana pun yang dimau. Banyak orang tua yang merasa sudah melakukan yang terbaik dengan mengambil keputusan tanpa peduli keinginan sang anak. Inilah realita kehidupan yang kita hadapi. Padahal, sangat perlu adanya kompromi dalam mengambil keputusan, meskipun orang tua kepada anak. Jangan merasa egois, bahwa sebagai orang tua selalu berhak atas hidup anaknya. Karena pada dasarnya yang akan menjalani kehidupan seseorang adalah dari individu. Cobalah untuk berbicara dari hati ke hati, tanyakan apa keinginan anak. Toh, anak hanya minta dipahami saja, kok. Didengar pendapat dan keinginannya. Bukan melulu orang tua yang ingin dipahami.

Film ini rekomen banget untuk ditonton semua kalangan untuk pembelajaran agar lebih peka lagi terhadap kesehatan mental seseorang. Film Kukira Kau Rumah tayang perdana di Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2021, dirilis di bioskop Indonesia pada tanggal 3 Februari 2022 dan juga ditayangkan di bioskop Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam pada 17 Februari 2022. Kabar baiknya, yang tidak bisa menonton di bioskop, bisa nonton melalui aplikasi Disney+ (unduh aplikasinya di playstore). Sebelum menonton, mungkin bisa baca sinopsisnya dulu di bawah ini.

Sinopsis

Setelah jatuh dari atap rumah dan membentur kepalanya, sikap Niskala Widiatmika berubah, dengan pergantian emosi secara drastis dan konstan. Saat remaja, ia terdiagnosa gangguan bipolar. Ini membuat ayahnya, Dedi, terlalu protektif, sehingga Niskala tidak bisa melanjutkan sekolah dan hanya bisa bergaul dengan Dinda dan Oktavinus, teman-temannya sejak kecil yang bisa Dedi percaya. Namun ketika ayahnya keluar untuk bekerja, Dinda dan Oktavinus selalu mengajaknya ke kuliah, dengan sepengetahuan ibunya, Mella.

Suatu hari di kampus, seorang murid bernama Pram melihat Niskala dan jatuh cinta kepadanya. Pram memiliki pekerjaan sebagai pelayan di kafe bernama Antalogi dan juga gemar membuat musik akustik, tetapi bosnya tidak yakin nyanyiannya cocok untuk kafe.

Keesokan harinya, ia menawarkan bantuan ujian; Niskala menolak dan ia mendapatkan nilai sempurna. Sesuai perjanjian, Pram mentraktirnya, Dinda, dan Oktavinus di Antalogi. Niskala menantangnya untuk bernyanyi; lagunya yang politis membuat orang-orang pergi, tetapi Niskala menyukainya. Mereka semakin dekat dan, setelah rekaman nyanyin mereka berdua menjadi viral, bos Pram membuat slot jadwal musik untuk mereka berdua. Niskala semakin bahagia setelah bersama Pram.

Semakin hari, Mella semakin cemas akan keberadaan Niskala yang semakin jarang di rumah; iapun menegur Dinda dan Oktavinus. Oktavinus yang stres memarahi Niskala karena selalu bersama Pram dan memukul Pram; hingga amarah Niskala terpicu dan ia semakin depresi, bersikeras bahwa hanya Pram yang mampu membuatnya bahagia dan bukan antidepresan. Pram bertemu Niskala di ruangannya atas persetujuan Mella, dan mengajaknya keluar. Kebahagiaannya pun kembali dan ia meminta maaf kepada Dinda dan Okatvinus. Pram sempat kecewa karena cintanya terhadap Niskala bukan cinta sempurna yang diimpikan, tetapi tetap bersyukur karena masih bisa bersamanya.

Ketika mereka bernyanyi lagi di Antalogi, Dedi kebetulan tidak bekerja dan mengajak Mella berkencan di Antalogi, mengira band lain yang tampil. Melihat Niskala dan Pram, Dedi menghajar Pram, membuat Niskala sedih dan menuju atap untuk bunuh diri. Mella menyuruh Dedi untuk meminta maaf, tetapi ia tidak mau. Pram mendekati Niskala, siap untuk mati bersamanya, namun Pram lompat dengan sendirinya dan mati. Niskala mengunjungi rumah Pram dan disambut ibunya, yang mengatakan bahwa selama ia pergi, Pram selalu mengirim pesan suara yang mendeskripsikan perasaannya terhadap Niskala. Setelah mendengarkan pesan pertama, Niskala mendengar suara Pram memanggilnya dari belakang.

Sekilas tentang bipolar yang dirangkum dari berbagai sumber.

Setiap orang pada umumnya pernah mengalami suasana hati yang baik dan suasana hati yang buruk. Namun, seseorang yang menderita gangguan bipolar memiliki ayunan perasaan yang ekstrem dengan pola perasaan yang mudah berubah secara drastis.

Suatu ketika, seorang pengidap gangguan bipolar bisa merasa sangat antusias dan bersemangat (mania). Saat suasana hatinya berubah buruk, ia bisa sangat depresi, pesimis, putus asa, bahkan sampai mempunyai keinginan untuk bunuh diri. Suasana hati meningkat secara klinis disebut sebagai mania, atau di saat ringan disebut hipomania. Individu yang mengalami episode mania juga sering mengalami episode depresi, atau episode campuran di saat kedua fitur mania dan depresi hadir pada waktu yang sama. Episode ini biasanya dipisahkan oleh periode suasana hati normal, tetapi dalam beberapa individu, depresi dan mania mungkin berganti dengan sangat cepat yang dikenal sebagai rapid-cycle. Episode mania ekstrem kadang-kadang dapat menyebabkan gejala psikosis seperti delusi dan halusinasi. Episode mania biasanya dimulai dengan tiba-tiba dan berlangsung antara dua minggu sampai lima bulan. Sedangkan depresi cenderung berlangsung lebih lama. Episode hipomania mempunyai derajat yang lebih ringan daripada mania. Gangguan bipolar dibagi menjadi bipolar I, bipolar II, cyclothymia, dan jenis lainnya berdasarkan sifat dan pengalaman tingkat keparahan episode suasana hati; kisaran ini sering digambarkan sebagai spektrum bipolar.

Identitas Film

Sutradara : Umay Shahab
Produser : Prilly Latuconsina, Yahni Damayanti
Penulis : Monty Tiwa, Umay Shahab, Imam Salimy (Didasarkan dari lagu Kukira Kau Rumah oleh Amigdala)

Pemeran : 
Prilly Latuconsina sebagai Niskala
Raya Adena Syah sebagai Niskala kecil
Jourdy Pranata sebagai Pram
Shenina Cinnamon sebagai Dinda
Zafura Nur Eilza sebagai Dinda kecil
Raim Laode sebagai Oktavianus
David Obima sebagai Oktavianus kecil
Unique Priscilla sebagai Mella
Kiki Narendra sebagai Dedi
Andi Rianto sebagai Psikater
Ence Bagus sebagai Manajer kafe
Ruth Marini sebagai Petugas perpustakaan
Fauzi Baadilla sebagai Wisnu
Mike Lucock sebagai Gilang
Emmie Lemu sebagai Ani
Ananta Rispo sebagai Miko
Totos Rasiti sebagai Bowo
Pamungkas sebagai Pamungkas
Brian Andrew sebagai Lawan debat
Ahmad Saipul sebagai Lawan debat
Penata musik : Andi Rianto
Sinematografer : Beben Jenggot
Penyunting : Oliver Sitompul

Perusahaan produksi : Sinemaku Pictures, MD Pictures
Distributor : Antenna Entertainment (Malaysia, Singapura & Brunei Darussalam)
Tanggal rilis : 28 November 2021 (JAFF), 3 Februari 2022 (Indonesia), 17 Februari 2022 (Malaysia, Singapura & Brunei Darussalam), 1 Juli 2022 (Disney+ Hotstar)
Durasi : 90 menit
Negara : Indonesia
Bahasa : Indonesia

Lampung, 06 Juli 2022
Irma Dewi Meilinda

0 Response to "Resensi Film Kukira Kau Rumah"

Posting Komentar