-->

Hadits Menahan Marah


Setiap orang pasti pernah marah dengan berbagai sebab yang bertentangan dengan hatinya. Emosi yang memuncak, kerap kali membuat seseorang hilang kendali. Padahal kita diwajibkan untuk menahan emosi agar tidak marah kepada seseorang. Apalagi terkadang amarah membuat seseorang membuat keputusan yang salah.

Tahukah kamu? Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

لاَ تَغْضَبْ وَلَكَ الْجَنَّةُ

La taghdob wa lakal jannah.

Artinya : “Janganlah engkau marah, niscaya bagimu surga."

Selain HR. Thabrani yang mengatakannya, di atas adalah hadits shahih Riwayat Ibnu Abid Dunya (Lihat Shahiihul jaami’ No. 7374)

Hadits di atas menjelaskan tentang keutamaan menahan amarah. Karena menuruti amarah dapat menimbulkan banyak kejelekan dan penyesalan (nantinya). Sebagai contoh, tidak sedikit pasangan suami-istri yang bercerai akibat memutuskan sesuatu saat sedang marah (suami menalak) atau istri menggugat cerai suami.

Hingga akhirnya, pikiran yang sedang tidak jernih tersebut mendatangkan malapetaka bagi hidup mereka. Contoh lain adalah akibat tidak bisa menahan amarah, hubungan persaudaraan atau pertemanan menjadi berantakan atau tidak harmonis. Bahkan, (mungkin) kerap kali sering kita temukan berita atau melihat sendiri pembunuhan terjadi akibat menuruti amarah. Ya, itulah dampak yang akan terjadi ketika kita tidak bisa menahan diri agar amarah tidak bergejolak. Oleh karena itu, Islam menganjurkan agar kita selalu menahan diri, apabila kemarahan sedang bergejolak.

Banyakin sabar saja, ya! Karena ada campur tangan setan ketika seseorang mulai terpancing emosi. Tahan amarah. Diam akan jauh lebih baik. Duduk sebentar, minum, dan tarik napas pelan-pelan. Nanti kalau sudah reda, baru ngobrol lagi. Begitu kan, konsepnya?

Rasulullah juga pernah bersabda dalam HR. Ahmad dan Bukhari bahwa ketika seseorang sedang marah, lebih baik diam.

إِذَا غَضَبَ اَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ

Idza ghodoba ahadukum faltaskut

Artinya: "Apabila seseorang dari kalian marah, hendaklah ia diam."

Bahwa, daripada permasalahan yang terjadi semakin runyam, maka lebih baik beri ruang seseorang untuk meredakan emosinya. Jangan biarkan saling menyerang lewat kata-kata. Ingat, lidah lebih tajam daripada pisau. Duduklah, cari tahu solusi dari permasalahan yang sedang dihadapi. Jangan lupa libatkan Allah dalam segala hal. Insya Allah semua akan baik-baik saja.

Di antara obat yang dianjurkan untuk menghilangkan kemarahan apabila bergejolak yaitu, ucapkanlah ta'awudz.

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

Audzu billahi minasy syaithanir rajiim.

Artinya: "Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk; dari tiupan dan bisikannya."

Kenapa sampai meminta tolong pada Allah agar dilindungi dari setan?

وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ ۚإِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

“Dan jika setan datang menggodamu, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar Maha Mengetahui.” (QS. Al-A’raf: 200)

Sulaiman bin Shurod radhiyallahu ‘anhu berkata,

كُنْتُ جَالِسًا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَجُلاَنِ يَسْتَبَّانِ، فَأَحَدُهُمَا احْمَرَّ وَجْهُهُ، وَانْتَفَخَتْ أَوْدَاجُهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” إِنِّي لَأَعْلَمُ كَلِمَةً لَوْ قَالَهَا ذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ، لَوْ قَالَ: أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ، ذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ“

“Pada suatu hari aku duduk bersama-sama Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam sedang dua orang lelaki sedang saling mengeluarkan kata-kata kotor satu dan lainnya. Salah seorang daripadanya telah merah mukanya dan tegang pula urat lehernya. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Sesungguhnya aku tahu satu perkataan sekiranya dibaca tentu hilang rasa marahnya jika sekiranya ia mau membaca, ‘A’udzubillahi minas-syaitani’ (Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan), niscaya hilang kemarahan yang dialaminya.” (HR Bukhari, no. 3282)

Juga ada hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,

إِذَا غَضِبَ الرَّجُلُ فَقَالَ أَعُوْذُ بِاللهِ ، سَكَنَ غَضْبُهُ

“Jika seseorang dalam keadaan marah, lantas ia ucapkan, ‘A’udzu billah (Aku meminta perlindungan kepada Allah)’, maka redamlah marahnya.” (HR. As-Sahmi dalam Tarikh Jarjan, 252. Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 1376)

Oh iya, hadits menahan marah juga secara tidak langsung telah mengajarkan kita tentang sabar. Sebagaimana firman Allah dalam surah Al Baqarah 2 : 153.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصّٰبِرِينَ

Inalloha ma'ash-shoobiriin.

Artinya: "Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar."

Artikel ini juga sudah dibagikan di akun atas nama Irma Dewi Meilinda. Bisa klik link https://link.opinia.id/post/jika-marah-maka-diamlah-19776 untuk membaca tulisan-tulisan saya di sana. Terima kasih.

Lampung, 20 Januari 2022
Irma Dewi Meilinda

0 Response to "Hadits Menahan Marah"

Posting Komentar