-->

Kesunyian Hari


Di tengah derasnya sungai kesibukan, sepi merayap seperti bayangan di malam gelap. Meski berlarian mengejar tugas dan menuntaskan deadline, jauh di dalam lubuk hati, kesepian tetap bersemayam seperti penjara tak terlihat. Seperti ombak yang menggulung pasir pantai, kesibukan hanya menutupi rasa sepi sejenak, tetapi tak mampu membanjirkannya dari dalam jiwa yang terluka.

Seperti burung beterbangan di tengah keramaian kota, seseorang terhanyut dalam ritme yang padat, tetapi tetap dirundung sepi. Ia berjalan di antara gedung-gedung megah yang menjulang tinggi seperti tembok tak terkalahkan. Namun, hatinya masih merindukan kehangatan sosok yang tak ada. Seperti kain sutra yang digantung di jendela, kesibukan hanya mampu menghiasi hidup seperti hiasan semu, sementara rasa sepi merajut benang-benang kesepian yang sulit diurai.

Kesibukan adalah panggung yang ramai, tetapi di balik sorotan terang, bayang-bayang sepi tetap menari dalam kesendirian. Seperti orkestra yang memainkan lagu-lagu riuh di dalam hati yang kosong, tak ada melodi yang mampu mengusir rasa sepi yang menyelinap perlahan. Seperti helikopter yang berputar-putar di langit sibuk, seseorang terbang tinggi tetapi tetap merasa terikat oleh kenyataan yang sunyi.

Kesibukan seperti reruntuhan kota besar yang mempesona, tetapi tak dapat menyembunyikan kesunyian yang terasa dalam diri. Seperti pepohonan di tengah hutan yang rimbun, rasa sepi tumbuh subur di antara dedaunan yang penuh dengan kehidupan. Kesibukan hanya sebatas lapisan cat pada tembok hati yang retak, sementara rasa sepi melukis gambaran kesendirian yang tak terpadamkan.

Maka, di antara hiruk-pikuk kesibukan, rasa sepi tetap berdiam diri seperti bayang-bayang yang setia menemani. Kesibukan hanya mampu membelokkan pandangan dari kenyataan yang sepi, tetapi tak mampu mengusir dengan sepenuhnya.

Saat matahari tenggelam di ufuk barat, kesibukan mereda seperti gelombang yang surut. Namun rasa sepi tetap mengintai di balik langit yang senja. Seperti pepohonan yang merindang di tepi jalan, kesibukan hanya memberikan tempat berlindung sejenak dari hembusan angin sepi yang menghampiri. Seperti jalanan raya yang padat dengan kendaraan, seseorang bergerak maju, tetapi tak bisa melarikan diri dari kerinduan yang menyergap.

Kesibukan adalah teater yang memukau, tetapi di balik tirai yang gemerlap, sepi menari dalam irama yang sunyi. Seperti hujan yang menetes di tengah malam, kesibukan hanya mengaburkan suara tangisan sepi yang terdengar samar. Seperti kupu-kupu yang terbang di tengah kebun bunga, seseorang berkelebat dalam dunia yang ramai. Namun, ia tetap dihantui oleh kesendirian yang membelenggu.

Kesibukan adalah permainan cahaya dan bayang di antara kota yang tak pernah tidur. Namun, rasa sepi tetap mengembara seperti angin malam yang sejuk. Seperti jembatan yang sibuk dilalui oleh ribuan langkah kaki, kesibukan hanya menyamarkan langkah sepi yang menghampiri dari kejauhan. Seperti api unggun yang berkobar di tengah keramaian, seseorang dikelilingi oleh kehangatan palsu dan tak mampu mengusir dinginnya rasa sepi yang merayap perlahan.

Maka, di dalam ruang hiruk-pikuk kesibukan, rasa sepi terus mengemuka seperti arus yang tak terbendung. Kesibukan hanya menggantungkan harapan palsu pada keramaian dan kegiatan, sementara rasa sepi terus menyusup melalui celah-celah yang terbuka. Seperti burung yang terjebak di sangkar emas, seseorang bisa terhanyut dalam dunia yang sibuk, tetapi ia tetap merasakan kekosongan yang dalam.

Kesibukan nyatanya tak mampu menjadi tameng yang kokoh melawan rasa sepi. Ia hanya menjadi penyamaran yang sementara, seolah-olah berhasil mengusir kesendirian. Namun, tak mampu melawan kehadirannya yang persisten. Di balik sorotan terang kesibukan, rasa sepi tetap bersembunyi, menunggu saat-saat yang tenang untuk muncul kembali.

Sebab dalam kenyataannya, kesibukan hanyalah alasan yang dibuat untuk menghadapi rasa sepi, bukan solusi yang sejati.

2023 | @irmadewimeilinda

0 Response to "Kesunyian Hari"

Posting Komentar