-->

Belajar Ikhlas Menerima Takdir-Nya


Di tengah hembusan angin yang tak pernah mengungkapkan rahasianya, aku berjalan melintasi lorong kehidupan yang tak terduga. Seperti burung yang terbang bebas di langit, entah apa rencana Allah di balik setiap sayapku yang kuusahakan terbuka lebar. Aku belajar mengikhlaskan segala takdir yang dilantunkan-Nya, tanpa banyak pertanyaan yang menggelayuti pikiranku, karena seakan setiap kejadian adalah tanda yang tak bisa kupecahkan menjadi puzzle-puzzle kecil.

Seperti pepohonan yang tetap tegar meski diterpa badai, aku mencoba memahami betapa takdir itu seperti angin yang tak bisa kubendung. Aku belajar untuk merangkul kehendak-Nya dengan hati yang lapang, seolah menyambut mentari yang terbit di ufuk timur, tanpa terganggu oleh keraguan dan pertanyaan kenapa yang tak berujung.

Saat hujan turun dalam lembutnya, aku menyadari bahwa takdir adalah tetesan-tetesan air yang jatuh begitu saja dari langit tanpa bisa kugenggam. Seperti air yang mengalir di sungai yang tak pernah berhenti, aku melangkah dengan keyakinan bahwa setiap rintangan adalah ujian yang tak perlu aku pahami sepenuhnya, melainkan harus aku terima dengan ikhlas.

Dalam perjalanan ini, aku belajar mengukir keikhlasan sebagai permata yang berkilau di dalam hati. Seperti sinar bulan yang bersinar di malam gelap, aku yakin bahwa Allah memiliki rencana yang tak bisa kulihat, tetapi kuharapkan terindah. Aku terus melangkah, melepaskan diri dari belenggu tanya dan ragu, dan membiarkan takdir-Nya menjadi pelabuhan yang kucari, tempat aku bersandar dalam kesabaran dan ikhlas.

Rencana Allah seperti lukisan yang tak selesai, aku terus menorehkan goresan ikhlas dalam setiap hariku. Dalam kepasrahan yang membebaskan, aku menemukan ketenangan di antara riak-riak hidup. Dalam setiap helaian takdir, aku berharap untuk senantiasa menggapai kata akhir yang penuh arti, sambil tetap belajar mengikhlaskan segala yang terjadi tanpa banyak pertanyaan kenapa.

Dalam perjalanan yang tak terduga, terkadang aku merasa seperti kapal yang terombang-ambing di lautan yang luas. Namun, aku terus menggenggam peta keikhlasan yang tak pernah pudar, mengarahkan langkahku menuju tempat yang telah ditentukan-Nya. Seperti bintang yang menghiasi langit malam, aku belajar menerima takdir sebagai cahaya yang menerangi jalanku, meski terkadang terlihat samar dan penuh misteri.

Entah apa rencana Allah, seperti musik yang tak terdengar oleh telinga manusia, aku belajar merasakan irama-Nya melalui getaran hatiku. Dalam setiap kegagalan, aku belajar menggenggam harapan yang tak pernah pudar, seolah mentari yang tak pernah redup di ufuk barat. Aku menyadari bahwa takdir tak selalu memahami logika manusia, tetapi aku terus berusaha untuk melihat dengan mata hati yang ikhlas.

Dalam hamparan padang pasir yang tandus, aku menemukan keindahan yang tersembunyi di balik gersangnya kehidupan. Aku belajar mengapresiasi setiap sandaran yang Allah berikan, seakan batu-batu di gurun yang menjadi pijakan langkahku. Dalam kesendirian dan kehampaan, aku menemukan kekuatan untuk terus berjalan, menjalani takdir-Nya dengan ikhlas dan penuh pengharapan.

Entah apa rencana Allah, seperti lukisan alam yang tak bisa ditiru oleh seniman terbaik sekalipun, aku belajar mengagumi keindahan yang tercipta dari setiap sentuhan-Nya. Aku berusaha untuk melihat pelangi yang terbentang di langit setelah hujan deras, sebagai tanda bahwa ada kebaikan yang tersembunyi di balik setiap cobaan. Dalam setiap kisah yang terurai, aku mencari makna yang tersembunyi di balik kata-kata-Nya, dengan hati yang selalu mencari-Nya.

Mungkin aku tak akan pernah sepenuhnya memahami rencana Allah yang begitu rumit dan luar biasa. Namun, aku percaya bahwa dalam keikhlasan dan kesabaran, aku akan menemukan kedamaian sejati. Aku terus belajar untuk mengikhlaskan segala takdir yang diberikan-Nya, dengan keyakinan bahwa di balik setiap misteri, ada kebijaksanaan yang tak terhingga.

Dalam perjalanan hidup ini, aku terus berjalan dengan tekad yang tak tergoyahkan, mengikuti alur yang telah ditentukan-Nya. Entah apa rencana Allah, aku berjanji untuk selalu belajar ikhlas dalam menerima takdir, tanpa banyak pertanyaan kenapa. Karena pada akhirnya, kesabaran dan keikhlasan akan membawa kedamaian di tengah pergumulan hidup, dan Allah selalu mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-Nya.

©23 Juni 2023 | @irmadewimeilinda

Fyi : postingan ini juga saya posting di akun medsos Irma Dewi Meilinda (IG, FB, Opinia).

0 Response to "Belajar Ikhlas Menerima Takdir-Nya"

Posting Komentar