-->

Lorong Waktu


Seolah memainkan sebuah tarian yang tak kunjung berakhir, kaki-kakiku terus mengikuti irama lorong-lorong yang berliku. Seperti labirin yang menguji kesabaranku, tak jarang aku merasakan keletihan yang begitu menggoda untuk menghentikan langkah. Namun di tengah kelesuan itu, suara halus dari Tuhan seolah terdengar, memenuhi hatiku dengan dorongan yang tak terhentikan.

Lemahnya tubuhku tak mampu mengalahkan tekad yang membakar jiwaku. Seperti pelari maraton yang menghadapi puncak kepayahan, aku bertekad untuk terus maju, langkah demi langkah. Setiap hembusan napasku menjadi pengingat bahwa Allah menginginkanku untuk menemukanmu di ujung perjalanan ini.

Dalam kegelapan malam, bintang-bintang menjadi pemandu setia bagiku. Seperti petunjuk yang terpampang di langit, aku terus berjalan, mencari jalan keluar dari lorong-lorong yang mengelilingiku. Kelelahan menjalar ke seluruh tubuhku, membuat langkah menjadi gontai, tetapi hati tetap bersemangat.

Terhenti sesaat, aku mendengarkan bisikan-bisikan lembut dari alam. Suara angin yang membelai jilbabku, air sungai yang berbisik dengan aliran yang mengalir. Semua itu seperti pesan-pesan Tuhan yang mengatakan bahwa tak ada rintangan yang tak teratasi, tak ada lelah yang tak terbayar.

Sejauh apa pun perjalanan ini membawaku, aku tetap berpegang pada keyakinanku bahwa di ujung lorong ini, kita akan bertemu. Aku meyakini bahwa cinta sejati tak mengenal batas ruang dan waktu. Allah selalu menyemangatiku, memberi petunjuk dan harapan bahwa kita akan bersatu, tak peduli seberapa berlikunya jalan ini.

Itu sebabnya, kaki akan terus melangkah, dengan semangat yang tak padam, aku melanjutkan perjalanan ini. Meski kadang lelah untuk melangkah hingga berjalan gontai, tetapi aku tak ingin menyerah. Karena di sana, di ujung perjalanan ini, kamu telah menantiku.

2023 | @irmadewimeilinda

0 Response to "Lorong Waktu"

Posting Komentar