Review Buku & Film "Cinta Laki-Laki Biasa" karya Asma Nadia
Kamis, 22 Mei 2025
Add Comment
![]() |
Dok. Pribadi IDM |
Buku "Cinta Laki-Laki Biasa" karya Asma Nadia adalah sebuah kisah yang mengangkat tema cinta, keluarga, dan perjuangan menghadapi perbedaan status sosial. Kisah ini mengisahkan perjalanan cinta sepasang kekasih yang menghadapi tantangan besar karena perbedaan latar belakang ekonomi dan sosial, serta bagaimana mereka tetap teguh pada cinta mereka meskipun dihadapkan pada penolakan keluarga.
Sinopsis Cerita
Kisah percintaan dalam buku "Cinta Laki-Laki Biasa" ini mengalir dengan begitu tulus dan penuh makna. Nania, seorang mahasiswi arsitektur dari keluarga berada, bertemu dengan Rafli, seorang pria yang berasal dari keluarga sederhana, ketika ia menjalani tugas magang di sebuah proyek perumahan untuk masyarakat kurang mampu. Nania yang terbiasa dengan kemewahan dan kesuksesan keluarganya, bertemu dengan Rafli yang mengajarkan nilai-nilai kesederhanaan dan ketulusan dalam hidup.
Perkenalan mereka semakin dalam seiring berjalannya waktu. Rafli bukan hanya menjadi mentor dalam proyek magang tersebut, tetapi juga mengajarkan Nania tentang kebahagiaan yang sejati, yaitu kebahagiaan yang tidak bergantung pada materi, melainkan pada ketulusan hati dan niat baik. Rafli memiliki prinsip hidup yang sederhana namun penuh arti, yang seiring waktu mampu menarik hati Nania.
Namun, meskipun cinta mereka tumbuh dengan indah, hubungan mereka tidaklah mudah. Ketika Nania memutuskan untuk menikah dengan Rafli setelah dua tahun berpisah, keluarga Nania menolak keras hubungan tersebut. Bagi orang tua Nania, Rafli bukanlah pilihan yang tepat karena status sosialnya yang jauh di bawah mereka. Nania terlahir dari keluarga yang berpendidikan dan mapan, dipaksa untuk mempertimbangkan pernikahan dengan Tyo, seorang dokter muda yang memiliki status sosial lebih tinggi.
Perjuangan Cinta yang Menginspirasi
Meskipun mendapat tekanan luar biasa dari orang tua dan keluarga, Nania tetap teguh pada pilihannya. Bagi Nania, cinta bukanlah soal status sosial atau materi, melainkan soal ketulusan dan komitmen untuk saling mendukung dalam suka dan duka. Rafli, dengan segala kesederhanaannya, menunjukkan kesetiaan dan kasih sayang yang luar biasa pada Nania, terutama saat Nania mengalami musibah yang membuatnya lumpuh.
Pada saat yang sangat sulit ini, Rafli tidak pernah meninggalkan Nania. Ia tetap ada di sampingnya, memberikan dukungan dan kasih sayang yang tulus tanpa pamrih. Sikap Rafli yang penuh pengertian dan kehadirannya yang tidak tergoyahkan inilah yang akhirnya membuat keluarga Nania mulai melihat kelebihan-kelebihan Rafli yang selama ini tersembunyi. Mereka akhirnya menyadari bahwa cinta dan kesetiaan Rafli lebih berharga daripada segala hal yang dapat diukur dengan materi.
Buku yang Mengandung Beragam Cerpen
Uniknya, buku "Cinta Laki-Laki Biasa" bukan merupakan novel, tetapi sebuah buku kumpulan cerpen yang ditulis oleh Asma Nadia bersama pemenang Lomba Menulis Cinta dalam Aksara. Setiap cerpen dalam buku ini menghadirkan kisah cinta yang berbeda, tetapi dengan benang merah yang sama: cinta yang tulus, sederhana, dan tanpa syarat.
Asma Nadia dengan mahir menyusun cerpen-cerpen ini, mengajak pembaca untuk merenung dan menyelami berbagai bentuk cinta yang bisa hadir dalam kehidupan kita sehari-hari. Cerpen-cerpen tersebut menyampaikan pesan yang dalam, bahwa cinta sejati tidak mengenal batasan, baik itu status sosial, latar belakang ekonomi, maupun pandangan masyarakat.
Nilai yang Dapat Diambil
Buku "Cinta Laki-Laki Biasa" adalah sebuah karya yang mengajarkan banyak pelajaran hidup, khususnya tentang nilai-nilai ketulusan, kesetiaan, dan pengertian dalam menjalani sebuah hubungan. Asma Nadia berhasil menggambarkan bahwa kebahagiaan sejati bukanlah sesuatu yang dapat dilihat dengan mata, melainkan sesuatu yang bisa dirasakan melalui hati. Buku ini juga menekankan bahwa ketulusan hati lebih penting daripada segala status sosial atau materi yang dimiliki seseorang.
Melalui kisah Nania dan Rafli, kita diajak untuk memahami bahwa cinta yang sejati akan selalu lebih kuat daripada segala perbedaan. Rafli, meskipun dianggap "laki-laki biasa" oleh keluarga Nania, menunjukkan bahwa cinta yang tulus, kesetiaan, dan kesediaan untuk berjuang bersama dalam keadaan apapun adalah hal-hal yang membuatnya luar biasa.
Penutup
Buku "Cinta Laki-Laki Biasa" adalah bacaan yang penuh dengan makna dan inspirasi. Tidak hanya untuk mereka yang sedang jatuh cinta, tetapi juga untuk siapa saja yang ingin memahami lebih dalam tentang arti sebuah hubungan yang sehat, penuh pengertian, dan penuh perjuangan. Buku ini akan membuka mata pembaca untuk menghargai cinta dalam bentuk yang paling murni dan sederhana.
Kisah cinta yang dihadirkan dalam buku ini sangat relevan dengan kehidupan kita sehari-hari, mengingatkan kita bahwa dalam dunia yang serba materialistis ini, cinta yang tulus dan sederhana adalah hal yang paling berharga.
"Cinta Laki-Laki Biasa" bukan hanya sebuah kisah cinta, tetapi juga sebuah refleksi tentang bagaimana kita seharusnya menilai sebuah hubungan dan apa yang benar-benar penting dalam hidup kita. Buku ini adalah bukti bahwa "laki-laki biasa" bisa menjadi luar biasa dengan cinta yang tulus dan kesetiaan yang tidak tergoyahkan.
Buku ini bacaan wajib bagi kamu yang sedang mencari pengingat bahwa cinta tak harus selalu spektakuler. Ia bisa hadir dalam diam, dalam tindakan-tindakan kecil, dan dalam doa-doa yang tidak terdengar. Sangat cocok untuk pembaca remaja, dewasa muda, atau siapa pun yang sedang mencari makna cinta sejati dalam kesederhanaan.
Bukunya pun telah difilmkan pada tahun 2016 lalu. Semua penonton dibuat haru oleh film ini kala saya menontonnya, termasuk saya juga menangis. Rekomen banget untuk tontonan film drama keluarga dan kalau belum bisa nontonnya karena kemungkinan sudah tidak tayang lagi di bioskop, kamu bisa baca bukunya dengan mencari buku tersebut di toko-toko buku terdekat atau bisa juga pesan online. Ingat, beli dan baca buku orisinilnya, jangan bajakan.
0 Response to "Review Buku & Film "Cinta Laki-Laki Biasa" karya Asma Nadia"
Posting Komentar