Surat Cinta untuk Cinta Pertamaku
Minggu, 24 Maret 2019
Add Comment
![]() |
Dokumen pribadi |
Untuk Cinta Pertamaku.
Untuk cinta pertamaku, jika kelak sudah tiba waktunya engkau menyerahkan hak tanggung jawabmu kepada lelaki pilihanku (yang kaurestui), jangan khawatir, perasaanku takkan berubah. Bagaimana bisa Ayah berkata bahwa lelaki yang nantinya akan menjadi menantumu tidak memberi izin untuk kita bertemu. Air mata sampai menetes kala diceritakan hal ini.
Kita jarang bicara karena anak perempuanmu yang keras kepala dan sangat tertutup ini tidak pernah menceritakan masalah pribadi dengan orang tua. Tapi doa, sayang, cinta dan pengabdianku tak pernah habis untukmu; lelaki hebatku.
Jangan risau, calon menantumu adalah orang baik. Jangan khawatir, aku akan meminta waktu untuk bersamamu. Paham, waktu kita bersama memang sangat baru. Sebab dulu Ayah sibuk bekerja, bertemu hanya pada saat libur panjang. Terkadang, tututan pekerjaan membuatmu harus memilih antara pekerjaan dan keluarga. Akan tetapi, Ayah tidak pernah alfa untuk mengambil cuti panjang bersama keluarga; menyenangkan istri dan anak-anakmu.
Yah, anak perempuan yang kalian bilang keras kepala ini banyak sekali mimpi dan harapan. Pastinya, ini untuk kebahagiaan kalian. Jangan khawatir, bagaimanapun juga, aku tetap puterimu dan akan selalu begitu. Walaupun statusku kelak akan bertambah; menjadi seorang istri dan menantu.
Yah, tiap kali ada kesempatan untuk bicara, lidah mendadak kelu. Tak kuasa menahan tangis. Tak sanggup melihat beban hidup yang kaujalani. Dari letihmu, mengajarkanku untuk selalu bersyukur akan apa yang kita miliki sampai saat ini. Dari senyum dan tawamu, mengajarkanku tentang ketegaran dan rasa sabar.
Yah, beberapa teman-temanku ada yang sudah tak bisa lagi memeluk raga ayahnya. Sebagian tidak bisa leluasa bertemu karena kedua orang tuanya bercerai. Aku bersyukur, masih bisa bermanja-manja denganmu. Maaf, beribu maaf, jika anak perempuan yang kaubilang keras kepala ini hanya bisa berjuang menjalankan bisnis yang bisa dikatakan masih merintis; belum jadi pengusaha yang besar seperti impianku.
Yah, aku bisa berdiri tegak seperti sekarang, menjalani kerasnya hidup, mencari uang dengan kerja keras yang luar biasa adalah berkat doa dan restumu. Sekali lagi, jangan khawatir, menantumu adalah orang baik yang tidak pernah mengajarkanku untuk tidak hormat kepada orang tua, apalagi sampai melukai hati orang tua.
Kutitip surat cinta ini Ayah tercinta lewat tulisan-tulisan yang (mungkin) akan kaubaca. Aku tak sanggup berkata banyak ketika kita bertatap muka. Anakmu ini bukanlah perempuan tegar seperti yang terlihat. Adakalanya hati perih kala masalah datang silih berganti. Adakalanya menangis dan butuh waktu sendiri untuk menenangkan hati dan pikiran.
Pesan terbuka ini untuk kutulis terkhusus untukmu; cinta pertamaku. Ayah adalah lelaki terhebat yang Allah titipkan untukku. Lelaki yang multitalenta, bertanggungjawab, penyabar, pekerja keras, dan masih banyak hal baik yang tidak bisa kusebutkan satu per satu.
Jika kelak, kita tak lagi satu atap dalam artian aku sudah tinggal bersama suami (menantumu), bolehkah aku masih bermanja-manja ria pada Ayah seperti biasanya? Memeluk dan mencium Ayah. Yah, rasa cinta dan sayangku tak pernah padam. Tak pernah berhenti rasa syukur kupanjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang memberikan sosok lelaki hebat seperti Ayah. I Love you so much, Dad.
Dari anak ketigamu,
Irma Dewi Meilinda
0 Response to "Surat Cinta untuk Cinta Pertamaku"
Posting Komentar