Bullying Sudah Menjadi Tradisi
Selasa, 30 April 2019
Add Comment
![]() |
Sumber foto : google |
Bicara soal bullying, nama Audrey; siswi SMPN 17 Pontianak menggemparkan dunia maya yang sebenarnya memang sedang memanas dengan pra-pemilu yang sudah dilakukan pada tanggal 17 April 2019. Sebelum kita membahas lebih lanjut prihal kasus Audrey (14 tahun) yang diduga dibully oleh belasan siswi SMA, mari kita bahas sedikit pengertian bullying.
Bullying adalah tindakan di mana satu orang atau lebih mencoba untuk menyakiti atau mengontrol orang lain dengan cara kekerasan. Ada banyak jenis bullying. Bisa menyakiti dalam bentuk fisik, seperti memukul, mendorong, dan sebagainya. Dalam bentuk verbal adalah menghina, membentak, dan menggunakan kata-kata kasar. [sumber: google]
Kasus bullying seakan tak pernah hilang dari masa ke masa dan dari berbagai kalangan. Terutama di sekolah, tidak sedikit yang kita temui permasalahan tersebut. Apa sih keuntungannya mereka bisa melakukan hal tersebut? Saya rasa mereka hanya mendapatkan kepuasan batin sesaat, tanpa peduli resiko yang akan dihadapi setelah melakukan perbuatan tersebut. Tidak perlu jauh-jauh tentang bullying yang terjadi, jika teman-teman semua sering menjelajahi jejaring sosial, pasti akan kita temui para netizen yang tidak menggunakan sosial media dengan baik.
Saya ambil kasus pedangdut asal Depok yang bernama Ayu Rosmalia yang dikenal sebagai Ayu Tingting, para haters sampai saat ini terus saja membullynya tanpa henti; bahkan membandingkan dengan penyanyi atau artis-artis lainnya. Padahal mereka tidak sadar, ketika sedang mencaci, mencemooh, memfitnah atau sejenisnya; itu sedang menunjukkan siapa diri mereka sebenarnya. Menjadi manusia paling bersih dan merasa paling sempurna. Tidak ingat dengan dosa.
"KULLU KALLAM ADD'UA." (SETIAP PERKATAAN ADALAH DOA)
Sebaiknya, berpikirlah sebelum bicara agar apa yang keluar dari mulut tidak akan menjadi bumerang di kehidupan kita.
Kembali lagi pada kasus Audrey yang dikutip dari situs kiblat.com oleh reporter Qoid.
Kasus ini viral usai dibagikan oleh salah seorang pengguna twitter. Tak lama, tagar #JusticeForAudrey menempati posisi teratas trending topic Indonesia.
Ketua KPPAD Kalimantan Barat menuturkan, pengeroyokan ini didasari oleh masalah asmara dan saling balas komentar di dunia maya. Sebelum dikeroyok, A terlebih dahulu dijemput oleh para pelaku di kediamannya. Saat menjemput, para pelaku beralasan ingin mengajak A berbicara. A kemudian dibawa ke Jalan Sulawesi. Tiba di lokasi korban sempat diinterogasi sebelum akhirnya dianiaya. A juga mendapat perlakuan serupa di Taman Akcaya.
Ketua KPPAD Kalbar, Eka Nurhayati Ishak mengatakan pengeroyokan ini berpangkal dari persoalan lelaki. Korban A memiliki sepupu berinisial P. Mantan pacar P kemudian pacaran dengan D, tapi masih sering berhubungan dengan P sehingga D emosional. Masalah ini berlanjut ke media sosial.
“Korban A ini sering nimbrung dan komentar di medsos. Ini ternyata memancing emosi pelaku,” ujar Eka.
Sementara itu, wakil Ketua KPPAD Kalbar Tumbur Manalu mengatakan A sebenarnya bukan target pengeroyokan. Para pelaku menargetkan kakak sepupu korban.
KPPAD sendiri mulai menangani kasus ini usai A datang mengadu ke KPPAD didampingi ibunya. Kepada KPPAD, A mengaku telah dianiaya secara fisik dan psikis, seperti dipukul, ditendang, diseret, hingga kepalanya dibenturkan ke aspal. Hingga kini, KPPAD terus melakukan pendampingan terhadap korban yang saat ini masih opname di rumah sakit.
“Dari pengakuan korban, pelaku utama penganiayaan ada tiga orang, yakni berinisial NE, TP, dan FZ, sedangkan sembilan orang lainnya hanya sebagai penonton,” kata Eka.
Masih senada, pihak kepolisian pun mengatakan ada 3 orang yang dipolisikan oleh korban. Kabid Humas Polda Kalbar Kombes Dony mengatakan, kasus tersebut kini telah dilimpahkan dari Polsek ke Polresta Pontianak. Berdasarkan laporan yang ia terima, penganiayaan terjadi pada 29 Maret 2019 lalu.
Melihat berbagai berita yang simpang siur, banyak kejanggalan yang saya temui, masyarakat yang tidak gegabah dalam menerima berita pun tidak ingin menelan mentah-mentah hanya dengan satu atau dua sumber. Tidak banyak yang menelusuri lebih dulu berita tersebut sebelum mempercayainya. Termasuk saya pribadi. Berbagai sumber saya telusuri dari facebook dan lebih banyak di twitter dan instagram, kasus yang menimpa Audrey ini memang sangat amat tidak bermoral dan berpendidikan, tidak dibenarkan membully seseorang sekalipun orang yang (ingin) dibully itu punya salah.
Beberapa artis yang peduli dengan tidak lagi adanya bully di sekolah maupun lingkungan sekitar, menunjukkan simpatinya pada Audrey sampai Ifan Seventeen, Atta Halilintar dan Ria Richis pun langsung menjenguk remaja 14 tahun tersebut di RS Promedika Pontianak. Dan yang membuat rancu adalah AU meminta Ifan agar fotonya tidak diblur. Untuk apa?
Seperti dilansir dari situs Tribun Makkasar tentang Ifan yang mengunggah fotonya bersama Audrey ketika menjenguk.
Audrey yang meminta agar mukanya tidak diblurkan. Audrey pengen semua orang tau kalo Audrey kuat. MasyaAllah barakallah Audrey anak cantik jadi pembela buat anak2 yang lain. Selengkapnya baca di http://makassar.tribunnews.com/2019/04/10/terbaru-ifan-seventeen-jenguk-audrey-di-rumah-sakit-kenapa-audrey-minta-foto-wajah-tak-diblur.Setelah taggar #JusticeForAudrey viral, kembali menguak berbagai fakta tentang Audrey dalam menggunakan sosial media, khususnya facebook. Secara terang-terangan dia menggunakan kata-kata yang seharusnya tidak boleh ditulis apalagi diucapkan. Videonya yang diambil dari akun yang tik tok diduga miliknya pun tersebar. Hal inilah yang membuat orang-orang yang tadinya begitu respect beralih tidak memihak keduanya; baik pelaku maupun korban.
Petisi yang ditanda tangani oleh ribuan lebih agar mendapatkan keadilan untuk Audrey pun serasa sia-sia. Entahlah, banyak kejanggalan yang terjadi dari kasus ini! Kini taggar #JusticeForAudrey dan #AudreyJugaBersalah menuai banyak pertanyaan publik. Para pengguna sosial media menjadi lebih hati-hati dalam menerima apalagi mempercayai berita yang belum tentu benar adanya. [PM]
0 Response to "Bullying Sudah Menjadi Tradisi"
Posting Komentar