-->

(Pra-Pilpres 2019) Lakukan yang Baik dan Jangan Mencela

Pict by google


Tidak sedikit yang berlomba-lomba menjadikan diri paling benar. Mengadu domba sana-sini. Ucapan lolos dari mulut, tak peduli menyakiti atau menyenangkan. Tak peduli pertanggungjawaban di akhirat kelak. Sibuk menggali lubang untuk orang lain, tapi faktanya ada yang masuk di lubang yang ia gali sendiri. Zaman sekarang sudah semakin canggih, karena kita punya CCTV yang luar biasa. Yah, CCTV-nya Indonesia adalah para tetangga dan netizen yang budiman. Tanpa sadar, CCTV di dunia adalah Allah Yang Maha Tahu. Entahlah! Sungguh memprihatinkan.

Ibnu Qoyyim berkata,
"Sesungguhnya seorang hamba akan datang pada hari kiamat kelak dengan membawa kebaikan sebesar gunung-gunung, namun dia mendapati lisannya telah menghancurkan semua kebaikannya tersebut." (Ad Da' wad Dawa' : hal 231)

Dalam hadits di atas sudah jelas bahwa kita sebagai hamba Allah, jangan saling caci maki. Kita memang bebas untuk berargumen, tapi tidak boleh saling menjatuhkan dari dua kubu. Kalem aja, saudara-saudaraku. Dari hasil kerja, debat, kita bisa nilai siapa yang memang layak dipilih. Tentu jangan membenci salah satunya, ya! Siapapun presidennya, kita masih bersaudara.

Jika belum bisa memberikan apa pun untuk negara, setidaknya jangan menghina apa yang sudah dikerjakan pemerintah. Jika belum bisa menjadi manusia yang bermanfaat untuk orang lain, setidaknya jangan pernah menghina manusia lain dengan apa yang tidak bisa Anda lakukan. Jika saja fungsi lisan Allah cabut dari dirimu, masih mampukah mengatakan apa yang seharusnya tidak boleh diucapkan? Jika tidak menyukai, jangan sampai menghina. Jika tidak bisa memberi, jangan berburuk sangka atas apa yang orang lain beri.

Maaf beribu maaf!

Orang buta (maaf) ingin sekali melihat indahnya lukisan Allah di bumi ini. Lantas, mengapa manusia yang bisa melihat malah menggunakan fungsi matanya dengan hal yang tidak baik? Allahu Akbar!

Orang bisu (maaf) ingin sekali berbicara; berkomunikasi dengan orang di sekitarnya, tapi mereka hanya bisa mendengar tanpa mengeluarkan suara. Dan yang bisa bicara, justru menggunakan lisan dengan bicara hal yang tidak baik; menghina, mencaci-maki, memfitnah, dan sifat tercela lainnya. Astaghfirullahal 'adziim.

Orang tuli (maaf) ingin sekali mendengar, tapi ia hanya bisa melihat atau memperhatikan gerak-gerik dari bibir orang yang sedang berbicara dihadapannya tanpa bisa membalas dan ikut dalam obrolan (yang bermanfaat). Dan tidak sedikit orang yang bisa mendengar, justru menggunakan telinganya dengan menguping pembicaraan orang lain untuk mencari bahan gosip. (Na'udzubillahi mindzalik)

Banyak hal yang harus kita lakukan di dunia ini untuk mempertebal iman, bukan menambah beban (dosa).

Pertanyaannya, saya, kamu, kita semua;
"SUDAHKAH BERMANFAAT UNTUK ORANG LAIN? TERUTAMA MENJADI MANUSIA YANG BERAKHLAK BAIK?"

Rasulullah Salallahu 'Alaihu Wasallam bersabda,
"Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya." [HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni; dihasankan oleh al-Albani shahihul jami' : 3289]

0 Response to "(Pra-Pilpres 2019) Lakukan yang Baik dan Jangan Mencela"

Posting Komentar