Surat Cinta Untuk Calon Ibu Mertuaku
Selasa, 09 April 2019
Add Comment
Untuk calon ibu mertuaku!
Awalnya aku tidak pernah mengira akan bertemu dengan sosok ibu yang luar biasa sepertimu. Tanpa pernah menganggapku orang lain, ibu yang kupanggil dengan sebutan 'mama'. Banyak hal yang kupelajari tentang sebuah hubungan dari Mama; ibu yang melahirkan orang yang insya Allah akan menjadi imam dalam hidupku. Awal kita bertemu, sempat kaget karena sosok yang ada dihadapanku usianya sama dengan usia kakak sepupuku. Wanita muda yang begitu gigih dan bertanggungjawab.
Ma, jangan khawatirkan pengabdian Aa kepada Mama sebagai anak. Aku tidak akan pernah mengambil hak ibu dari anaknya. Bagaimanapun juga, hubungan kami bisa sampai sejauh ini tidak pernah luput dari dukungan dan restu Mama dan sekeluarga. Anak laki-laki pun dalam Islam meskipun telah menikah, tetap milik ibunya. Beda halnya dengan anak perempuan yang harus lebih mementingkan suami daripada ayah (dari perempuan). Tapi tetap, pengabdian anak, baik laki-laki maupun perempuan, harus selalu berbakti pada orang tua sampai anak tersebut menutup mata untuk selamanya.
Diriwayatkan bahwa Aisyah Ra bertanya kepada Rasulullah Salallahu 'Alaihi Wasallam,
"Siapakah yang berhak terhadap seorang wanita?” Rasulullah menjawab, “Suaminya.” (Apabila sudah menikah). Aisyah Ra bertanya lagi, ”Siapakah yang berhak terhadap seorang laki-laki?” Rasulullah menjawab, “Ibunya.” (HR. Muslim)
Ma, terima kasih atas restu yang diberikan untuk kami (aku dan Aa). Terima kasih menganggapku seperti anak sendiri bukan orang lain. Ketika aku sudah resmi menjadi menantu Mama, maaf bila menantumu ini tak begitu sempurna seperti perempuan lainnya. Aku tak begitu pandai memasak, tapi selalu berusaha belajar dan terus belajar. Pertama bisa masak meski alakadarnya pun waktu kuliah, itu karena di samping tidak dibolehkan orang tua untuk selalu makan di luar, jadi anak kosan pun harus berhemat.
Untuk itu, Ma, tolong tegur aku di kala berbuat salah dan ajari apa yang tidak dimengerti termasuk dalam hal memasak! Ma, terima kasih atas semua yang diberikan untuk membantu hubungan kami selalu utuh.
Prihal kasih sayang dariku pun, tak pernah membedakan antara ibu kandung dan ibu mertua, karena keduanya sama-sama seorang ibu yang harus selalu kuhormati. Keduanya adalah sosok wanita yang hebat. Kisah berbeda, tapi pelajaran yang bisa aku ambil dari kisah kalian sungguh luar biasa. Baik ibu yang melahirkanku, maupun ibu yang melahirkan suamiku, sama-sama sosok ibu yang hebat.
Ma, jika kelak telah lahir cucu-cucu dari aku dan anak pertamamu, aku ingin mereka dekat dengan kedua nenek dan kakeknya. Jangan sampai ada yang merasa tidak pernah diberikan waktu luang untuk bertemu seperti kisah-kisah orang lain yang kudengar dan lihat. Bagiku yang terpenting, kita adalah satu keluarga yang selalu bersama tanpa membedakan.
Ma, jika nanti ada cekcok di antara kita, seperti yang sudah kukatakan sebelumnya, tegur kalau ada kesalahan yang tidak kusadari. Tidak banyak hal yang ingin kukatakan dalam surat cinta ini, intinya hanya ingin berterimakasih atas semua dukungan, doa dan restu Mama untuk hubunganku dengan Aa. Terima kasih banyak, Mama!
Dari calon menantu, tapi yang sudah dianggap menantu.
Lampung, 09 April 2019
0 Response to "Surat Cinta Untuk Calon Ibu Mertuaku"
Posting Komentar