[Cermin] Keluarga Adalah Segalanya Bagiku
Kamis, 23 Mei 2019
Add Comment
Keluarga Adalah Segalanya Bagiku
oleh Princess Meymey
Tubuh tiba-tiba menggigil, badan menjadi panas, dan paru-paru serta lambungku mulai terasa sakit. Karena tidak tahan, daya tubuh menjadi melemah, aku pun terjatuh.
"Ya, Allah! Cobaan apalagi ini? Mengapa penyakit ini tidak jua sembuh? Aku ingin sembuh dan tidak ingin membuat orang tua khawatir.”
Beberapa menit kemudian, aku sudah tertidur dan tidak ingat apa yang terjadi. Ketika terbangun, kukira badan sudah mendingan dan ternyata kepala semakin sakit, sesak napas pun melanda. Aku mengirim pesan kepada kakak.
“Kak, tolong! Sakitku kumat lagi. Bisakah kakak membawakan teh hangat untukku? Tapi jangan katakan kepada orang tua, ya? Aku tidak mau membuat mereka sedih karena drop lagi.”
“Iya, Dek. Tunggu, ya!”
Lima menit kemudian ....
“Ini, dek, tehnya.” Sambil membantuku bangun.
“Terima kasih, Kak,” kataku tersenyum dan meminum tehnya.
“Ya, sudah! Kamu istirahat, ya! Kakak mau salat dulu.”
Aku mengangguk, lalu meletakkan secangkir teh hangat yang kupegang. Kemudian aku membaringkan badan, tubuh semakin mengigil dan semua terasa sakit. Karena tidak sanggup menahan rasa sakit, air mata pun mengalir dan tak dapat dibendung.
Tiba-tiba, terdengar ada suara yang membuka pintu kamar tempatku beristirahat. Ternyata salah satu adikku yang melihat aku sedang uring-uringan menahan rasa sakit. Dia langsung keluar kamar, menuju ruang keluarga yang mana keluargaku sedang berkumpul di sana.
“Ayah, kakak menangis lagi. Sepertinya dia merasakan sakit kembali,” ucap adikku merasa cemas.
Ayah dan ibu merasa panik. Tidak lama kemudian, mereka menghampiriku yang sedang terbaring lemah. Ayah memegang badanku dan berkata, “Kenapa, Dek? Kamu sakit lagi?”
Aku hanya bisa terdiam, ayah tekejut setelah memegang keningku terasa panas dan kaki dingin, pucat seperti mayat.
Tanpa basa-basi, ayah langsung menelepon saudaraku yang bekerja di rumah sakit beserta mengabari semua keluarga tentang keadaanku. Semua keluarga merasa panik, ayah membuka bagasi mobil sedangkan abang, memapahku sampai ke dalam mobil. Ibu menyiapkan semua pakaian yang aku perlukan. Mobil melaju begitu cepat, karena aku tidak sanggup lagi untuk membuka mata, perawat rumah sakit membawaku ke UGD. Jarum suntik akhirnya kembali menyentuh tanganku, diambil sample darah untuk dicek ke laboratorium.
“Aarrggh ...! Sakit, Mam. Sakit!” Aku meringis kesakitan.
“Tenang, Sayang. Kamu itu rajin salat, Nak. Istighfar! Jangan berteriak seperti ini.” Ibu menenangkanku.
Perawat mencoba untuk memasukkan jarum suntik, namun mereka sempat bingung karena tidak menemukan urat di tanganku. Salah satu perawat yang bekerja di sana adalah kakak kelasku ketika masih SMA dulu. Dia mencoba untuk membuatku tenang dan mulai memeriksa, memasukkan jarum ke tangan.
“Tenang ya, Mba. Jangan banyak bergerak. Biar jarumnya bisa masuk.”
Setelah jarum masuk, infus pun telah disediakan. Suhu ruangan terasa dingin, badan semakin mengigil. Ibu menyuruh perawat untuk mematikan AC, bibiku datang dan berkata bahwa ruanganku sudah siap. Abang diam-diam mengambil gambarku. Abang juga ikut menangis karena tidak tega melihat aku merasakan sakit. Mereka mulai membawaku ke dalam ruangan untuk beristirahat di rumah sakit umum tersebut. Aku mulai tenang karena sudah diberikan obat penenang oleh dokter. Aku senang banyak yang peduli, meskipun aku selalu menyembunyikan sakit tapi akhirnya mereka mengetahuinya juga. Merekalah yang selalu memberikan kekuatan untuk tetap bertahan hidup. Aku bersyukur banyak yang menyayangi.
Hari sudah larut malam, mataku pun mulai tertidur dengan lelap.[]
Lampung, 16 Juni 2015
Penulis : Luluk Evriyanti, Sahabat Nokhtah Kita
ISBN: 978-602-0897-33-2
Penerbit : Nokhtah Publisher
Imprint : Pena Indis
Tahun: 2015
0 Response to "[Cermin] Keluarga Adalah Segalanya Bagiku"
Posting Komentar