-->

Maknai Hari Lahir Pancasila dari Hati Bukan Hanya Sekadar di Lisan


Hari ini adalah peringatan 'HARI LAHIR PANCASILA', tapi Indonesia masih saja seperti yang sudah-sudah, jauh dari kata perdamaian. Berdamailah Indonesiaku, jangan hanya berkata kalau kita BHINEKA TUNGGAL IKA pada hari ini, kalau nyatanya keyakinan itu hanya diucapkan di lidah saja pada setiap tanggal 1 Juni. Coba renungkan sejenak, apakah benar bahwa KITA PANCASILA? Atau hanya di lidah saja? Apa sih arti dari BHINEKA TUNGGAL IKA? Jangan hanya mengucapkan tapi tidak paham maknanya.

Terus terang, saya sedih menyaksikan Indonesia ini tak henti-hentinya memperdebatkan masalah yang memecahbelah persaudaraan. Kalau kita menyadari bahwa Rakyat Indonesia itu adalah satu, yang mana mengayomi semboyan Bhineka Tunggal Ika, cobalah untuk BERSATU INDONESIAKU! Ini memang akhir zaman, akhir zaman yang mencekam seperti sebuah puisi yang pernah saya tulis pada tahun 2017 lalu.

Hari ini, saya MENOLAK LUPA tentang kekisruhan yang pernah terjadi sekitar tahun 2012, Tapi sebelumnya, selamat Hari Lahir Pancasila.

Tetap jaga semboyan kita, yaitu Bhineka Tunggal Ika.

Postingan lama muncul kembali, ini waktu saya masih kuliah semester IV. Harapan saya masih sama, jangan pernah lagi ada konflik yang menyebabkan pertumpahan darah. Sebagaimana Bapak Bupati dan Kadispora Kab. Lamsel kala itu telah sepakat membangun Sistem Peringatan Dini Cegah Konflik Sosial dengan Sosialisasi Revitalisasi 4 (empat) Pilar Kebangsaan kepada 20 (dua puluh) SMA/Sederajat.

Pada tanggal 13 Oktober 2017, kala itu mendapatkan undangan petisi dari salah satu teman SMP tentang tragedi yang sedang terjadi.

Berikut isi petisi yang digalang kala itu.

EMPAT PILAR KEBANGSAAN "PANCASILA, UNDANG-UNDANG DASAR 1945, NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA, BHINNEKA TUNGGAL IKA" BUKAN HANYA UNTUK DIMUAT DALAM TEXT BOOKS ATAU PUN BALEHO-BALEHO

Sebagai upaya mencegah terulangnya konflik yang memasukan unsur SARA, mengingat tragedi pertikaian berdarah yang pernah terjadi di Provinsi Lampung dimana sebagian besar pemicunya adalah pemuda-pemudi setempat yang awalnya mengalami masalah pribadi


Konflik tersebut menunjukan bahwa sangat diperlukan pembentukan jiwa kewarganegaraan yang baik serta jiwa kecintaan akan tanah air yang menjunjung tinggi nilai-nilai 4 (empat) pilar kebangsaan.

Dengan sosialisasi revitalisasi 4 (empat) pilar kebangsaan diharapkan para generasi penerus bangsa yang masih duduk di bangku SMA/sederajat sebagai generasi muda calon penerus bangsa, akan memiliki jiwa nasional yang matang sehingga tidak akan cepat larut dalam emosi dan tidak terlibat dalam pertikaian-pertikaian yang dapat memecah belahkan persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia.

Hal ini melibatkan peran serta pembuat kebijakan yakni Bupati Lampung Selatan juga Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga sebagaimana diberi kewenangan oleh Undang-Undang di dalam Pasal 6 Ayat (2) UU No. 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial di mana Pencegahan konflik dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat.

Hingga pada akhirnya terjadi perubahan akibat implementasi 4 pilar kebangsaan yakni tidak akan muncul konflik-konflik sosial yang mengandung unsur-unsur SARA yang dapat memecah-belahkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Di luar dari tragedi di atas, juga mengingatkan saya perihal perang Bali vs Lampung dan saya masih ingat karena waktu kejadian, saya mau ke Bandar Lampung, ngejar kuliah jam 9.00 WIB mata kuliah Troubleshooting; UTS jadinya nyusul dan pada akhirnya putar arah, nyari jalan pintas tapi malah ketemu masyarakat suku Bali yang sedang mempersiapkan alat tempur.

Agak horor, dong! Pas jendela mobil travel dibuka ketika bertanya sama orang Bali, takut diserang juga karena saya suku Lampung. Yah, semoga saja tidak ada lagi hal-hal yang memecahbelah persatuan bangsa.

Apa pun suku kita, tetap satu; yaitu kita adalah Indonesia.

Salam perdamaian dan persatuan!
Irma Dewi Meilinda
(Writerpreneur, Ketua KPKers Lampung, etc)

0 Response to "Maknai Hari Lahir Pancasila dari Hati Bukan Hanya Sekadar di Lisan"

Posting Komentar