Bagaimana Mendongeng dapat Menjadi Media dalam Membentuk Karakter Anak?

Pada umumnya, pengertian bercerita menurut orang Indonesia sepadan dengan storytelling dalam bahasa Inggris. Menurut Takwin : 2006; dalam bercerita, isi cerita bisa apa saja, tidak harus dongeng atau cerita fantasi. Perbendaharaan sastra dan antropologi di Indonesia, dongeng dipahami sebagai cerita yang memuat fantasi. Jadi, dari sudut pandang ini, pengertian mendongeng lebih sempit daripada bercerita.

Apabila dilakukan dengan mempertahankan hal-hal berikut, maka Anda telah memberikan kegiatan rekreasional yang menjadi kebutuhan hakiki anak.

1. Memberikan rasa aman pada anak.
2. Membentuk hubungan akrab.
3. Membangun rasa percaya diri.
4. Memberikan informasi dan nilai yang kelak dapat menjadi acuan anak.

Melakukan kegiatan yang bersifat rekreasional, merupakan cara yang paling sesuai untuk membangun karakter anak usia dini. Contoh : Bercerita menumbuhkan empati pada keadaan Indonesia yang masih dipenuhi sampah plastik.

Dalam Baker (1997) dan Takwin (2006), bahwa mengembangkan kemampuan anak dalam menafsirkan peristiwa yang ada di luar pengalaman yang ia alami. Dan untuk memperkenalkan pola komunikasi lisan kepada anak, anak butuh pengalaman yang luas mengenai bahasa agar bisa membaca dan menjadi pembaca terampil. Serta, kita harus menstimulasi imajinasi dan fantasi untuk mengembangkan kreativitas mereka.

Karena bercerita atau mendongeng menurut Asfandiyar (2007) adalah jendela pengalaman bermakna.

Note:

Materi ini saya dapatkan ketika mengikuti webinar melalui zoom yang diadakan oleh Pertiwi Indonesia dengan tema "Manfaat Mendongeng Bagi Pengenalan Kearifan dan Budaya Bangsa" pada hari Kamis, tanggal 23 Juli 2020.

Terima kasih sudah berkunjung di website Diary Meymey. Jangan lupa baca tulisan-tulisan lainnya di situs ini.

Narasumber : Ganjar Ramadhan, M.Psi (Psikolog)

Salam literasi

Irma Dewi Meilinda (Princess Meymey)

Share this post