-->

Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama

Foto bersama dengan Kadis Pariwisata Lamsel, seluruh narasumber dan Pokdarwis Lamsel
di Kampoeng Wisata Tabek Indah Arai Pinang Meeting Room & Resto

Ketika sedang mengerjakan pekerjaan penerbitan buku Indie Digital Media (IDM) Publishing—sejak pagi HP memang sedikit saya biarkan tergeletak, hanya chat dari konsumen yang dibalas dengan cepat karena kondisinya sedang sibuk. Namun sekitar pukul 18.53 WIB, ada chat dari salah satu teman traveller (penggiat wisata) Lampung yaitu Kuat Hermawan yang kerap dipanggil ‘pipih’. Entah mengapa, jemari langsung membalas cepat chat darinya. Beliau bertanya tentang jadwal saya pada tanggal 18 – 20 Agustus 2020, kebetulan tanggal segitu belum ada agenda keluar rumah; hanya disibukan dengan pekerjaan yang memang dikerjakan di rumah.

Singkat cerita, ternyata Dinas Pariwisata Lampung Selatan mengadakan kegiatan “Pelatihan Pemandu Wisata Perdesaan dan Perkotaan” di Tabek Indah Resort yang terletak di Natar, Lampung Selatan. Atas izin orang tua, saya pun berangkat diantar oleh kedua orang tua dan adik lelaki semata wayang pada tanggal 18 Agustus 2020. Meskipun banyak drama di perjalanan yang membuat saya jadi terlambat ke lokasi, ketika tiba di lokasi—dari pintu Tabek Indah, saya melihat suasana pedesaan di sana. Tempat yang asri dan sejuk membuat jiwa penikmat buku saya meronta-rota, soalnya bagus untuk baca buku dan membuat tulisan sambil menikmati pemandangan yang elok. Haha … dasar kutu buku!



Karena sudah terlambat, saya buru-buru mengisi absen kehadiran dan ke ruangan untuk mengikuti pelatihannya. Ternyata keterlambatan belum terlampau jauh. Ada Kadis Pariwisata Lampung Selatan—Rini Ariasih (@riniariasih)—yang sedang berdiri di depan. Saya menyimak sampai tiba jam istirahat, kedua orang tua sudah menunggu di luar dan berpamitan untuk pulang ke Kalianda. Saat hari pertama, belum ada yang dikenal selain Pipih (Kuat Hermawan) dan Bang Khaja Muda (Pengrajin Tukkus). Eh, tunggu! Ternyata ada yang mengenali saya—namanya Kholil—salah satu teman komunitas Adadaya Lamsel.

Materi pertama dibuka oleh Zakaria Anwar (Penggiat Wisata) yang membahas tentang Teknik dan Etika Pemandu Wisata. Ada quote menarik yang saya catat, “organisasi atau komunitas akan bertahan ketika ada keterbukaan.” Tidak bisa dipungkiri, memang keterbukaan adalah salah satu kunci dari bertahannya suatu komunitas atau organisasi tertentu, ketika ada pengkhianatan di dalamnya, maka semua akan berakhir begitu saja.

Materi berikutnya dilanjut oleh seorang penggiat wisata yang sudah ke 30 negara. Wow, keren! Siapa lagi kalau bukan Bang Deddy (tapi belum tahu nama lengkapnya) haha … maafkeun, Bang! Yah, kepoin aja, deh nama IG-nya di @travelbydeddy. Beliau membahas tentang “Digital Marketing”; bagaimana kita mempromosikan sesuatu melalui media sosial atau platform-platform yang bisa dimanfaatkan sebagai media promosi. Karena peran digital marketing sangat besar, menurutnya.

Ada quote motivasi yang menarik perhatian saya, membakar api semangat untuk terus melangkahkan kaki mencapai apa yang belum tercapai dalam hidup.
“Hidup hanya sekali, maka hiduplah yang berarti. Hidup itu harus penuh semangat dan mempunyai mimpi.” [@travelbydeddy]
Untuk hari kedua, ada Pipih (@kutaheriawan) dan Bang Khaja (@khaja_muda_lampung) yang mengisi materi; pipih menceritakan perjalanannya ke beberapa tempat wisata di Lampung dan Bang Khaja yang tidak pernah ketinggalan dengan quotenya yang, “budaya bergenerasi, generasi berbudaya.”

Sampai pada akhirnya, tiba di penghujung acara penutupan yang ditutup oleh Bu Rini selaku Kepala Dinas Pariwisata Lampung Selatan. Jika harus saya ceritakan lebih detail bagaimana perasaan haru selama mengikuti acara, mungkin bisa menjadi satu buah novel. Hihi!

Suatu kehormatan bagi saya, bisa diberi kesempatan untuk mengikuti kegiatan yang luar biasa ini. Kegiatan yang bertujuan untuk memberikan pemanduan agar lebih bijak dan kreatif dalam mengelola tempat wisata di masing-masing daerah. Yang mana, sebagai penggiat literasi, saya memang sangat mencintai apa pun yang berhubungan dengan kegiatan literasi dan kegiatan ini termasuk literasi; iya! Literasi Pariwisata.

Mari bersinergi untuk mempromosikan apa saja yang ada di Lampung ini; baik tempat wisata, kuliner, budaya, dan lainnya. Terima kasih untuk seluruh narasumber dan khususnya Dinas Pariwisata Lampung Selatan yang sudah mengadakan kegiatan keren ini. Karena saya kebetulan lagi riset untuk bahan tulisan; benar-benar menambah wawasan saya. Selain itu, saya juga punya keluarga baru; berkenalan dengan teman-teman Pokdarwis Lampung Selatan. Semoga silaturahmi tetap terjaga dan saling mendukung satu sama lain.

Terima kasih sudah berkunjung di Diary Meymey. Jangan lupa follow akun medsos saya juga, ya! (silakan klik saja nama yang tertera di bawah ini, nanti langsung diarahkan ke akun saya)

Instagram : @irmadewimeilinda
Twitter : @meymey1205

Salam pena kreatif

1 Response to "Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama"

  1. Jatuh cinta pada pandangan pertama apa pada pandangan pertama aku jatuh cinta😄

    BalasHapus