-->

Bermanfaat Sampai Akhir Hayat


Banyak cara untuk belajar apa yang ingin kita pelajari, termasuk ilmu kepenulisan. Saya dari dulu sampai sekarang selalu haus akan ilmu pengetahuan, baik ilmu dunia dan akhirat. Selalu ingin mencoba hal-hal baru yang sekiranya bisa dipelajari.

Menjadi penulis memang impian sejak lama, tapi sejak kecil paling aktif bercerita. Dari bangun tidur sampai mau tidur pun selalu bercerita sampai keluarga heran kalau semisal saya sehari tidak bercerita. Namun, seiring berjalannya waktu dan usia semakin bertambah, saya lebih sering mengutarakan isi hati melalui tulisan.

Coretan awal saya dulu, masih zamannya buku diary. Yakin banget kalau kelak bisa dikenal sebagai penulis. Walaupun saat ini tidak terlalu terkenal-terkenal amat. Bagi saya, bisa membuat karya yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain itu, luar biasa. Setelah impian novel saya terbit, terus saja memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada; cross check berulang dan belajar terus sama yang sudah banyak pengalaman menulis. Mengikuti workshop kepenulisan, baik offline maupun online. Sampai bermimpi, suatu saat tulisan saya bisa difilmkan.

Qodarullah, bertahap dari profil atau kegiatan diliput media massa (baik koran, situs online, maupun televisi), sampai terlibat buat skenario naskah di salah satu stasiun televisi. Ah! Nikmat banget pokoknya, perjalanan dari awal sampai bisa seperti sekarang.

Terus belajar dan belajar. Berharap kelak, salah satu novel saya bisa difilmkan untuk tayangan layar lebar (bioskop). Pastinya selalu filter dengan semua tulisan yang saya buat agar bukan hanya bermanfaat di dunia tapi juga akhirat. Selalu memikirkan pertanggung jawaban di dunia dan akhirat agar mendapat ridha-Nya.

By the way, saat di perjalanan bersama Sahabat Qur'an (Bunda Retno Sri Darwati (Kado Lamsel), Bang Muhammad Hamdani Rangkayo Sutan (CHiPS Perahu Pustaka), Mas Burhanudin (Bang Aji Arabian Kebab), dan Kang Apri (Wahida Shafa Broiler), usai mengantarkan Al Qur'an ke Kampung Qur'an, yang menurut informasi dari Bang Kurniawan (Karyawan TVRI Lampung), bahwa ada anak-anak mengaji di sana. Sebelum ke sana, saat makan bakso di salah satu tempat, saya sempatkan untuk mengikuti agenda rutin "Belajar dari Bintang" program "Komunitas Bisa Menulis" setiap malam Kamis (hari Rabu).


Pada tanggal 10 Februari 2021, yang diundang adalah Titien Wattimena (penulis script film Dilan). Wah, senang sekali bisa sharing bersama orang-orang yang sukses dengan karyanya. Terlepas dari pro dan kontra film Dilan itu sendiri, setiap apa yang saya baca, lihat, dan dengar, selalu mengambil sisi baiknya dan menjadikan pelajaran serta membuang sisi buruk yang tidak perlu diikuti.


---------------------------------------
Belajar dari Film Dilan
Narasi Pak Isa Alamsyah
---------------------------------------
Film Dilan tercatat sebagai film terlaris sepanjang masa di Indonesia. Setidaknya 14 juta lebih orang menonton Dilan 90, Dilan 91, serta Milea di bioskop. Rekor yang belum terpecahkan.

Salah satu kunci sukses film Dilan adalah script atau skenarionya. Adalah Titien Wattimena bersama sang penulis Pidie Baiq yang berhasil mengonversi bacaan yang sempat meledak di pasaran menjadi film yang jauh lebih meledak.

Bukan hal mudah memindahkan bahasa buku menjadi bahasa visual, memilih detail yang menarik di buku tetap menarik di film atau mengeliminasi detail di buku atau menambahkan detail di film. Sang penulis skenario sukses melakukannya.
--------------------------------------

Oh iya, pada sore harinya, saya dan teman-teman Sahabat Qur'an berkesempatan bertemu dengan Kepsta TVRI Lampung (Pak Jati SW) dan Kasi Program TVRI Lampung (Ibu Diana Efriyanti). Pada kesempatan tersebut, kami berdiskusi seputar literasi termasuk ruang baca yang akan dibuat di studio TVRI Lampung. Bagaikan gayung bersambut, yang tadinya ke Bandar Lampung ingin memberikan donasi buku untuk Bang Iwan dan Al Qur'an untuk Mas Sisnawan serta karyawan TVRI lainnya, obrolan semakin seru atas pertemuan kami dengan Kepsta TVRI Lampung dan Kasi Program TVRI Lampung. Semoga niat baik selalu menjadi terbaik untuk kita semua.

Usai berdiskusi dan memberikan buku-buku bacaan untuk Ruang Baca Studio TVRI Lampung, kami diajak room tour studio oleh Bang Iwan dan Mas Sis. Alhamdulillah! Terima kasih sudah memperlihatkan studio-studio yang selama ini hanya kami saksikan di televisi saja.


Yuk, tinggalkan JEJAK HIDUP yang baik untuk pulang ke kampung halaman yang sesungguhnya (akhirat)! Semoga Surga dapat diraih dengan terus memperbaiki dan melakukan kebaikan di TEMPAT SINGGAH ini. Untuk mendapatkan buku Jejak Hidup dan Tempat Singgah, silakan hubungi nomor whatsapp 085841039319. Terima kasih!

Lampung, 05 Maret 2021
Irma Dewi Meilinda
(Writerpreneur, Pegiat Literasi, dll)

0 Response to "Bermanfaat Sampai Akhir Hayat"

Posting Komentar