-->

Tuhan! Terserah Pada-Mu Saja


Dalam perjalanan hidup, aku telah mendapatkan pelajaran berharga tentang bagaimana menghadapi takdir. Pada suatu waktu, aku percaya bahwa aku bisa mengendalikan segalanya, merencanakan setiap langkahku, dan menciptakan masa depan yang sempurna. Namun, semakin keras aku mencoba, semakin banyak yang berantakan di sekitarku. Setiap rencana yang kuat, setiap impian yang kurakit sedemikian rupa—tampaknya tergelincir begitu saja, meninggalkanku dalam kebingungan dan kekecewaan yang mendalam.

Pada titik itu, aku mulai memahami bahwa ada hal-hal dalam hidup yang melebihi kendali kita. Terlalu banyak variabel yang tak bisa kita prediksi atau atur, dan itu adalah bagian dari misteri hidup itu sendiri. Aku belajar untuk merenung dan meresapi kata-kata, "Manusia hanya merencanakan, sedangkan Tuhan yang menentukan."

Mengambil inspirasi dari keyakinan itu, aku mulai melepaskan kendali atas takdirku. Aku menyadari bahwa meskipun aku bisa berusaha keras dan merencanakan, akhirnya hasilnya akan bergantung pada kehendak yang lebih besar. Aku memutuskan untuk berdoa dengan tulus, memohon petunjuk dan kebijaksanaan, tetapi dengan rendah hati menerima bahwa apa yang terjadi selanjutnya mungkin tidak selalu sesuai dengan apa yang aku inginkan.

Ketika aku mulai mempercayai dan menyerahkan takdirku pada-Nya, aku merasakan perubahan besar dalam hidupku. Rasa damai menggantikan kecemasan dan kekhawatiran. Aku merasa beban yang begitu berat terangkat dari pundakku. Meskipun perjalanan hidup masih penuh tantangan, tetapi aku percaya bahwa aku tidak perlu melalui semuanya sendirian. Aku memiliki Tuhan yang selalu siap membantu, mengarahkan, dan memberikan yang terbaik bagiku, bahkan jika itu terasa sulit atau tidak sesuai dengan rencanaku sendiri.

Jadi, saat ini, tugas terbesarku adalah berdoa dengan sungguh-sungguh, berusaha keras, dan membiarkan segala sesuatu terjadi sesuai dengan kehendak-Nya. Aku memahami bahwa dalam kata-kata "Kun Fayakun" terkandung keajaiban penciptaan-Nya. Sebagai manusia, kita mungkin tidak akan pernah sepenuhnya mengerti, tetapi kita bisa merasa nyaman dalam keyakinan bahwa ketika kita menyerahkan takdir pada-Nya, kita berada dalam perjalanan yang penuh kebaikan dan kasih sayang-Nya.

"Ketika menyerahkan takdir pada-Nya, semua terasa damai. Sebab, pernah berusaha mengatur takdir sendiri, tapi malah berantakan. Jadi, tugasku saat ini hanyalah berdoa dan berusaha, sisanya biarkan kun fayakun dari-Nya yang bekerja. Tuhan! Terserah pada-Mu saja. Aku kembalikan semuanya kepada-Mu. Aku tidak sedang menyerah, hanya percaya bahwa rencana-Mu jauh lebih indah." Kalimat ini selalu dilontarkan oleh Nadira setiap kali ia merenungi takdir.

Duh, gagal move on sama kisah Nadira dalam novel "Terserah Tuhan Saja". Memang benar sih, urusan apa pun kalau melibatkan Allah, insyaa Allah, ke depannya akan baik. Lain halnya kalau bertindak tanpa berpikir ke depannya, hanya memikirkan perasaan dan tidak peduli Allah ridha atau tidak, kadang kala malah jadi malapetaka untuk diri sendiri.

0 Response to "Tuhan! Terserah Pada-Mu Saja"

Posting Komentar