-->

Jangan Nyuruh Orang Lain Baca Kalau Anda Tidak Suka Baca


Banyak orang yang (katanya) senang membaca tapi cuma sekadarnya dan sudah menyimpulkan abstrak dari satu buku tersebut.

Banyak orang yang melakukan gerakan membaca (meminta) orang lain membaca, padahal dirinya saja tidak hobi membaca. Maaf! Tidak perlu jauh-jauh membaca mininal satu buku utuh (bukan cuma satu atau dua lembar halaman saja yang dibaca), ada chat masuk (khususnya grup) saja, masih banyak yang tidak membaca utuh pesan (chat) yang diterima.

Kenapa saya bisa berkata demikian? Karena saya menganalisa semua orang yang saya chat atau saya berada dalam satu grup dengan seseorang. Contoh: informasi sudah disampaikan dengan jelas tapi malah masih bertanya apa yang memang sudah ada dalam info tersebut. Itu artinya, ia hanya membaca judul, lalu buru-buru menanggapi. Atau seseoang mengirim link—memberikan informasi yang (entah hoaks atau fakta), lalu satu atau dua orang buru-buru menyimpulkan, menyebarluas tanpa mencari tahu kebenaran (cuma baca judul saja pun, banyak).

Iya! Banyak manusia yang gegabah dalam mengambil keputusan, bukan berpikir sebelum bicara dan bertindak. Banyak orang yang salah dalam menangkap berita karena tidak cermat dalam membaca (terburu-buru atau bahkan mengambil kesimpulan sebelum membaca isi, padahal baru judul yang dibaca).

Hmm! Buku! Apa sih yang ada dibenak kalian ketika mendengar kata buku?

Benar tidak sih, Indonesia kita negara yang rendah dalam membaca? Bukankah sekarang membaca adalah salah satu program yang ada dalam pendidikan ya? Umum juga demikian! Banyak yang mendirikan TBM (Taman Baca Masyarakat), PERPUSDES (Perpustakaan Desa), SAUNG ILMU, Perpustakaan Keliling, dan sejenisnya; mereka (para pejuang literasi) begitu gencar dalam gerakan membaca. Anak-anak, para remaja, dewasa, tua-muda; sangat semangat dalam menanti buku-buku untuk mereka baca.

Yah, memang tidak bisa dipungkiri, bahwa perkembangan teknologi bisa menjadi tolak ukur untuk kita agar lebih memperhatikan masa depan bangsa. Jangan sampai teknologi mempengaruhi masa depan yang tidak baik. Misalnya, karena asyik main games, malah lupa waktu. Untuk itu, selain peran orang tua dan guru sangat dibutuhkan dalam mendidik anak, (kita) para penggiat literasi pun turut andil dalam mencerdaskan generasi penerus. Ingat! Meneruskan yang baik dan meluruskan yang harus diluruskan.

Tapi kita juga jangan pernah lupa, yang butuh banyak membaca bukan cuma anak-anak dan remaja saja, tapi orang dewasa atau orang tua pun harus memberikan contoh kepada mereka untuk bisa benar-benar senang membaca. Agar seseorang membaca minimal satu lembar bacaan saja, kita tidak bisa memaksa, harus ada alasan logis kenapa mereka harus membaca tulisan tersebut.

Sekali lagi, bukan cuma anak-anak dan remaja yang harus bisa memilih dan memilah bahan bacaan yang akan mereka baca, lalu mengambil sisi baik atau menganalisa pesan dari buku yang baru saja dibaca. Tapi para orang tua juga harus benar-benar membaca agar tidak mudah menerima info yang didapatkan. Apalagi dari sumber yang tidak jelas. Apalagi hanya berdasarkan katanya.


Salam pena kreatif,
Irma Dewi Meilinda
Writerpreneur, Ketua KPKers Lampung, etc

1 Response to "Jangan Nyuruh Orang Lain Baca Kalau Anda Tidak Suka Baca"

  1. bener banget, orang tua juga harus rajin baca kan, dimana orang tua sekarang banyak yang main sosmed, jadi dengan banyaknya baca, banyak tau informasi sesunggunya, ngga kemakan sama berita hoax, dan memang sasaran berita hoax kan orang orang yang kudet informasi yang bacanya dikit dikit, langsung menyimpulkan. wah

    BalasHapus