-->

Resensi Film Merindu Cahaya de Amstel


Banyak alasan mengapa seseorang memilih tidak mengungkapkan perasaannya, meskipun perasaan itu semakin hari semakin tumbuh. Dia bukan tidak ingin membalas rasa cinta dari seseorang, hanya percaya bahwa semua sudah diatur oleh Sang Pemilik Hati (Allah). Lebih kepada menyerahkan takdir pada-Nya. Terkadang mencintai dalam doa adalah keputusan yang paling tepat. Sebab jika berjodoh, maka Allah akan merestuinya. Allah akan mudahkan semua usaha dan menjawab doa-doa yang dipanjatkan. Ini yang aku yakini dan lakukan.

Dari Khadija, kita belajar banyak hal tentang cinta kepada manusia dan Allah, menghargai arti persahabatan, berdamai dengan masa lalu, memaafkan diri sendiri, dan menyerahkan takdir hanya kepada Allah.

Dari Nicho, kita belajar bahwa bagaimanapun masa lalu orang yang dicintai, dia akan tetap mencintainya dan ingin mengenal lebih dalam. Jika memang berniat menikahi, maka perjuangkan seseorang itu. Apalagi memiliki perasaan yang sama.

Dari Mala, kita belajar bahwa mengungkapkan perasaan mungkin akan lebih melegakan, tetapi mencintai tidak harus memiliki kalau orang yang kita cintai tersebut mencintai orang lain, terlebih sahabat sendiri.

Huaah! Mewek mulu dah aku dari kemarin-kemarin maraton nonton film yang sudah masuk antrean. Baru meluangkan waktu untuk nonton, sekali nonton; langsung dibuat baper dan menangis haru.

Film Merindu Cahaya de Amstel yang kini bisa ditonton di aplikasi MAXstream ini memang rekomen banget untuk ditonton khalayak. Banyak pesan moral terbaik yang bisa dipetik. Terima kasih kepada semua pihak, khususnya Mba Arumi E yang telah menuliskan kisah inspiratif ini.

Film Merindu Cahaya de Amstel menceritakan tentang sebuah hubungan dua insan yang saling menaruh hati, tetapi terhalang dengan kisah pahit masa lalu dan perbedaan keyakinan antara keduanya. Di mana cerita pada dalam film Merindu Cahaya de Amstel adalah kisah nyata seorang gadis Belanda yang menemukan Islam. Sebuah film drama religi Indonesia tahun 2022 produksi Unlimited Production yang disutradarai oleh Hadrah Daeng Ratu ini ditulis oleh Benni Setiawan yang ceritanya diadaptasi dari novel buatan Arumi E, serta Oswin Bonifanz dan Yoen K sebagai produsernya.

Film berdurasi 107 menit ini dirilis perdana pada hari Kamis, 20 Januari 2022; yang dibintangi oleh Amanda Rawles sebagai Marien "Khadija" Veenhoven, Bryan Domani sebagai Nicholas Van Djick, Rachel Amanda sebagai Kamala, Oki Setiana Dewi sebagai Fatimah Ridwan Remin senagai Joko, Maudy Koesnaedi sebagai Ibu Kamala, Dewi Irawan sebagai Bibi Kamala, dan pemeran pendukung lainnya.

Sinopsis

Film Merindu Cahaya de Amstel diangkat dari kisah nyata yang terangkum dalam novel berjudul sama karya Arumi E. Kisah dalam film ini mengangkat isu mengenai cinta beda agama. Salah satu tokoh utamanya adalah Marien Veenhoven, seorang wanita Belanda yang hidupnya cenderung bebas.

Dalam prosesnya mencari jati diri, Marien hampir saja meninggal. Hingga suatu hari, dia berkenalan lebih dalam dengan agama Islam dan memutuskan untuk menjadi mualaf setelah bertemu dengan Fatimah. Marien juga mengubah namanya menjadi Khadija Veenhoven dan resmi memulai lembaran baru dalam hidupnya.

Suatu hari, Khadija dipertemukan dengan Nicho yang merupakan seorang mahasiswa arsitektur yang berprofesi sebagai fotografer di sela-sela kesibukannya.

Ketika sedang mencari objek foto di sekitar Museumplein, kameranya tanpa sengaja mengabadikan sosok seorang gadis berhijab rapat. Merasa tidak pernah memotret gadis itu dengan sengaja, saat melihat hasil jepretannya, Nicho jadi penasaran. Terutama karena di dalam foto itu sang gadis tampak bagai memancarkan cahaya dan itu mengingatkannya pada sosok sang ibu.

Esok sorenya, Nicho kembali ke Museumplein untuk mencari gadis itu. Dia semakin terkejut karena gadis itu ternyata seorang Belanda yang jadi mualaf dan bernama Khadija Veenhoven.

Pertemuan antara dua insan ini pun lambat laun memunculkan konflik dalam hidup mereka. Lalu, bagaimana akhir dari kisah Khadija dan Nicholas? Teman-teman bisa langsung menontonnya di aplikasi MAXstream.

Lampung, 05 Juni 2022
Irma Dewi Meilinda

0 Response to "Resensi Film Merindu Cahaya de Amstel"

Posting Komentar